LONDON. Hari ini, Kamis (23/6), warga Inggris akan menentukan nasib atas keanggotaan mereka di Uni Eropa. Hasil referendum ini baru akan diumumkan pada Jumat pagi waktu setempat. Apapun hasilnya, Brexit atau Bremain, analis mencemaskan referendum Brexit akan menyebabkan efek domino ke seluruh Eropa. Hasil dari salah satu referendum yang paling signifikan dalam sejarah Inggris saat ini dikhawatirkan akan memberikan konsekuensi yang luas baik bagi ekonomi global dan kestabilan politik Eropa.
Hasil polling yang dilakukan YouGov menunjukkan bahwa, dari jajak pendapat yang dilakukan di tujuh negara, enam di antaranya menilai negara-negara anggota Uni Eropa lainnya harus menggelar referendum jika kubu Brexit menang. Sekitar 96% warga Swedia meyakini akan ada lebih banyak anggota yang hengkang dari Uni Eropa pasca-Brexit. Sementara, ada 66% warga Denmark dan 57% warga Norwegia yang merasakan hal yang sama. "Dari perspektif Eropa, pertanyaan dari hasil referendum adalah satu hal. Namun, jika Anda melihat gambaran yang lebih luas, maka hasil referendum menunjukkan ada pihak yang merasa skeptis dengan Eropa. Yang paling utama adalah belakangan ini rasa kebersamaan pada dasarnya sudah berakhir," papar Carsten Nickel, political risk analyst Teneo Intelligence. Sementara, Paolo Dardanelli, senior lecturer at University of Kent berpendapat, meski prospek dari adanya Brexit memicu sejumlah negara lain melakukan hal serupa dan keputusan hengkang tidak diambil secara terburu-buru, tapi tetap saja hal itu akan menimbulkan benih-benih keraguan. "Denmark dan Swedia merupakan dua negara yang harus diawasi, karena posisi mereka akan melemah secara signifikan," tambah Dardanelli. Nickel menambahkan, negara lain yang juga berpotensi melakukan langkah serupa -selain Swedia dan Denmark- adalah Belanda.
Secara lebih luas, Dardanelli bilang, setidaknya da empat konsekuensi atas terjadinya Brexit. "Beberapa di antaranya adalah gagasan bahwa integrasi adalah takdir Eropa dan kesatuan akan hancur," imbuhnya. Konsekuensi lainnya adalah marginalisasi anggota Uni Eropa yang berada di luar zona euro. Sebut saja Denmark dan Swedia. Sedangkan Irlandia akan berada dalam situasi yang kurang nyaman karena merupakan anggota zona euro tapi juga memiliki hubungan yang erat dengan Inggris. "Adapun Jerman akan melihat dirinya semakin memiliki posisi yang dominan. Pada saat yang bersamaan, Jerman kehilangan aliansi berharga atas sejumlah isu seperti reformasi ekonomi, persaingan, perdagangan bebas, dan lainnya," kata Dardanelli. Selain itu, lanjut Dardanelli, Eropa akan menjadi kurang kompetitif dan lebih protektif terhadap anggotanya.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie