Kubu Prabowo-Hatta terus wacanakan pansus pilpres



JAKARTA. Wacana pembentukan panitia khusus (pansus) pemilihan presiden (pilpres) oleh kubu koalisi merah-putih bukan isapan jempol belaka. Buktinya, partai politik pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di pilpres 2014 lalu itu terus menggulirkan wacana tersebut. 

Ketua Fraksi Partai Gerindra Martin Hutabarat menampik anggapan yang menyebut pembentukan pansus tidak lebih upaya pemakzulan Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla.  

"Ada beberapa pihak yang menganggap pansus pilpres berlebihan dan tergolong makar. Padahal, ini tak ada hubungan dengan makar dan tak mengkebiri putusan MK yang diketok pekan lalu," ujar Martin di gedung DPR, Senin (25/8).


Menurutnya tujuannya pembentukan pansus pilpres ini adalah sebagai pembelajaran agar proses pemilu ke depan lebih baik. Bahwa adanya kecurangan yang terjadi saat pilpres lalu itu harus diperbaiki.

Dia pun meminta semua pihak untuk menunggu proses dan tahapan untuk membentuk pansus ini. Salah satu pertimbangannya adalah ruang gerak anggota DPR periode 2009-2014 yang tak lama lagi akan berakhir, dan tak menutup kemungkinan anggota DPR periode berikut yang akan melaksanakan pansus pilpres ini.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Golkar Nurul Arifin menuturkan, waktu yang terbatas dari anggota DPR saat ini membuat pembentukan pansus pilpres tak akan terkejar jika dipaksakan terbentuk dalam satu bulan masa jabatan tersisa ini.

"Kami merekomendasi agar DPR periode berikutnya yang membentuk pansus pilpres ini. Fraksi Golkar belum ada perintah untuk membentuk pansus pilpres ini," katanya.

Nurul menambahkan, pembentukan pansus ini akan lebih kepada fungsi perbaikan untuk memperbaiki penyelenggaraan Pemilu ke depannya dan tak ada upaya menjegal pemerintahan baru nantinya.

Ketika ditanya apakah ada rencana Golkar merapat ke pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pemenang pilpres, dia menyatakan sejauh ini partai berlambang pohon beringin ini masih solid di koalisi merah putih dan siap menjadi oposisi. "Tak ada yang perlu ditakutkan menjadi oposisi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto