Kubu SDA dan Romy di PPP sepakat berdamai



JAKARTA. Kubu Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali dan Sekretaris Jendral DPP PPP Romahurmuziy alias Romy telah mencapai kesepakatan untuk berdamai (Ishlah). Kesepakatan tersebut diambil setelah kedua belah kubu mengadakan pertemuan yang dipimpin oleh ketua Majelis Syariah DPP KH Maemoen Zubair, Selasa (22/4/2014) malam.

"Setelah sekian kali seruan saya sejak pekan lalu untuk terjadinya ishlah, alhamdulilah semalam telah terjadi pertemuan ishlah di hotel Parklane, Jakarta sekitar jam 21.00-23.30," kata Romy melalui pernyataan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (23/4/2014).

Menurut Romy, dalam pertemuan tersebut, Maemoen membacakan kembali fatwanya yang sebelumnya telah dibacakan dalam rapat pleno kubu Suryadharma. Fatwa tersebut, diantaranya memerintahkan kedua belah pihak untuk berdamai, serta mengembalikan jabatan para petinggi PPP seperti semula.


Setelah kisruh melanda, Suryadharma sempat memecat Waketum, Sekjen, dan beberapa Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP. Sementara kubu Romy, sempat memutuskan untuk memberhentikan sementara Suryadharma dari jabatannya sebagai Ketum.

Selain itu, fatwa juga menyebut hingga saat ini tidak ada koalisi dengan partai manapun, termasuk Partai Gerindra yang sebelumnya sudah mendapat dukungan dari kubu Suryadharma.

"Fatwa yang disampaikan mbah Moen dibacakan kembali, kemudian masing-masing yang hadir ditanyakan sikapnya. Alhamdulilah semua menerimanya. Bagi saya, karena PPP didirikan oleh para ulama dan mbah Moen adalah ulama partai yang tertinggi, tidak ada kata lain kecuali sam'an wa tho'atan, saya dengar dan saya patuhi," lanjut Romy.

Nantinya, kata dia, Suryadharma tinggal mengadakan Ishlah lanjutan dengan para ketua DPW seluruh Indonesia. Ishlah tersebut akan dilakukan pada Mukernas siang ini.

"Demikian, teriring permohonan maaf bahwa perbedaan pendapat yang sangat tajam di tubuh PPP telah menyita ruang publik sedemikian lama. Dan terima kasih atas seluruh harapan dan doa, karena akhirnya ishlah ini tercapai jua," tutup Romy.

Konflik dalam PPP berawal ketika Suryadharma secara sepihak menghadiri kampanye akbar Partai Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, dalam masa kampanye Pemilu Legislatif 2014 pada Minggu (23/4/2014). Suryadharma juga menyatakan dukungannya terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Pengurus lain di PPP menilai tindakan Suryadharma itu menyalahi hasil Mukernas III PPP. Mukernas yang diadakan di Bandung tersebut memutuskan bahwa PPP akan menjalin komunikasi politik dengan delapan bakal capres yang ada. Dari delapan nama itu, tidak ada nama Prabowo, bakal calon presiden dari Partai Gerindra. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan