JAKARTA. Perbankan nasional memproyeksikan, penyaluran kredit pada kuartal pertama 2014 akan tersendat. Ekspansi usaha diperkirakan melambat di awal tahun ini seiring melemahnya pertumbuhan ekonomi. Lagi pula, di awal tahun biasanya pengusaha belum membutuhkan permodalan besar untuk memulai ekspansi bisnis. Kucuran kredit diperkirakan mulai mengalir kencang setelah melewati bulan Maret atau pada kuartal kedua dan kuartal ketiga di tahun 2014. Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja, memproyeksikan penyaluran kredit pada kuartal pertama dan kuartal kedua 2014 akan melambat di kisaran 13,5%-15%. Ini lantaran perekonomian cenderung melemah.
Kucuran kredit di kuartal pertama tahun ini akan lebih rendah ketimbang realisasi pada kuartal pertama 2013 dan 2012. Apalagi, perekonomian nasional juga berpotensi melambat sehingga perusahaan menahan ekspansi bisnis. "Hampir semua sektor terjadi pelemahan di awal tahun," ungkap Jahja, belum lama ini. Tapi masih ada beberapa sektor yang memerlukan kredit cukup besar, yakni sektor manufaktur dan properti. Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur membutuhkan kucuran kredit untuk modal kerja. Awal tahun inflasi relatif lebih tinggi, kenaikan biaya tenaga kerja, bahan baku serta beban bunga. Ini menyebabkan modal kerja akan meningkat. "Kemungkinan penarikan akan besar karena banyak yang membutuhkan modal kerja," kata Jahja. Kelanjutan 2013 Sedangkan Bank Mandiri menargetkan, pertumbuhan kredit di awal tahun 2014 sebesar 17%. Mandiri akan fokus pada penyaluran kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). "Sektor yang masih memiliki potensi besar adalah kredit UKM dan kredit Mikro. Target pertumbuhan kami sekitar 20%," kata Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri. Adapun sektor yang melambat adalah kredit korporasi. Hal ini disebabkan tren penurunan permintaan kredit dari perusahaan sebagai konsekuensi melambatnya pertumbuhan ekonomi. "Mungkin pertumbuhan kredit korporasi di awal 2014 akan melambat. Pertumbuhan kredit korporasi mungkin cuma 12%. Kredit konsumer mungkin juga melambat," ujar Budi.
Achmad Baequni, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), menjelaskan secara historis kucuran kredit pada kuartal pertama rendah. Permintaan atau pencairan kredit akan terjadi pada kuartal kedua dan kuartal ketiga. Permintaan kredit di kuartal pertama tetap ada, tapi jumlahnya tidak besar. Permintaan kredit akan datang dari sejumlah sektor, seperti perdagangan dan manufaktur. "Sedangkan proyek pemerintah baru berjalan pada kuartal kedua dan kuartal ketiga," kata Baiquni. Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi, juga memprediksi pertumbuhan kredit di awal tahun ini hanya berkisar 10%. Pelemahan permintaan kredit di awal tahun 2014 merupakan kelanjutan dari perlambatan di akhir 2013. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia