KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kesadaran industri perbankan terhadap sektor-sektor berkelanjutan semakin besar. Ini tercermin dari pertumbuhan kredit perbankan di sektor hijau yang kian deras. Berdasarkan riset Kontan.co.id, PT Bank Mandiri Tbk menjadi bank dengan portofolio kredit hijau yang tergolong besar. Total penyaluran kredit di sektor tersebut senilai Rp 130 triliun atau tumbuh 16,15% secara tahunan (YoY) per Maret 2024. Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengungkapkan, kredit hijau Bank Mandiri ini didominasi oleh sektor
sustainable agriculture, energi terbarukan,
green building, hingga
clean transportation.
Green building mencatat pertumbuhan paling besar sekitar 100% YoY.
Meski demikian, rasio kredit hijau yang dimiliki oleh bank berlogo pita emas ini sejatinya masih tergolong kecil. Per Maret 2023, kredit hijau Bank Mandiri hanya setara 9.06% dari total kredit yang sebesar Rp 1.435 triliun.
Baca Juga: Kredit Tumbuh di Tengah Ketidakpastian Global, Perbankan Indonesia Cukup Tangguh Xandra menilai di tahun ini, potensi pertumbuhan kredit hijau di Indonesia bisa semakin besar. Mengingat, proyek-proyek yang berorientasi dipastikan bakal lebih ramai di sepanjang tahun 2024 ini. “Apalagi kita sama-sama memahami adanya rencana pembangunan yang sedang berlangsung di Ibu Kota Nusantara (IKN),” ujar Xandra. Di sisi lain, Xandra menambahkan pihaknya juga selalu berinovasi agar produk kredit hijau semakin diminati. Hal ini sejalan dengan upaya bank berkode saham BMRI ini untuk mendorong nasabah menuju ekonomi rendah karbon. Dia mencontohkan, Bank Mandiri telah menjadi ESG
advisor sekaligus
lead arranger untuk kredit sindikasi kredit hijau kepada PT PLN senilai Rp 3,5 triliun. Kredit sindikasi tersebut digunakan untuk mengakselerasi transisi energi menuju bisnis dan operasional yang ramah lingkungan. “Kami juga akan lebih mengembangkan pembiayaan tidak hanya proyek hijau tapi proyek sosial di segmen
wholesale,” tambahnya.
Baca Juga: Lebih Seksi Anak Ketimbang Emak Selanjutnya, ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang menempati posisi kedua dengan kredit hijau terbesar. Bank yang dekat dengan wong cilik ini tercatat telah menyalurkan kredit hijau senilai Rp 83,1 triliun atau naik 3,49% YoY. Lagi-lagi, kredit hijau di BRI juga masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan total kredit yang disalurkan. Di mana, porsi kredit hijau BRI baru sekitar 6,35% dari total kredit di periode tiga tahun pertama tahun ini sebesar Rp 1.308 triliun. Di posisi ketiga, ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mencatat portofolio kredit hijau sebesar Rp 80 triliun atau tumbuh 5% YoY. Namun, rasio kredit hijau BCA tergolong lebih besar dibandingkan dua bank sebelumnya. Rasio kredit hijau miliki “si biru” ini tercatat sebesar 9,58% dari total kredit di periode tiga bulan pertama 2024 mencapai Rp 835 triliun. Namun, rasio kredit tersebut sedikit turun dari periode sama tahun lalu yang bisa mencapai 10,64%.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Perbankan Ke Sektor Batubara Meningkat di Kuartal I-2024 EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang pihaknya menaruh perhatian besar terhadap pembiayaan Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB). Tujuannya, untuk mendukung transisi menuju ekonomi hijau. Oleh karenanya, BCA terus mengembangkan pembiayaan KUB. Hal ini sejalan dengan target pertumbuhan KUB yang dilaporkan kepada OJK melalui Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB). Ke depan, Hera melihat prospek kredit berkelanjutan BCA cukup baik dan masih banyak peluang pembiayaan ke sektor-sektor berkelanjutan. “BCA tidak membidik sektor tertentu, namun membuka kesempatan untuk pembiayaan ke seluruh sektor berkelanjutan,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati