JAKARTA. Aliran kredit ke industri manufaktur makin mengendur di tahun 2017. Penyebabnya, pelemahan ekonomi yang berimbas pada penurunan daya beli konsumen membuat produsen mengerem produksi barang. Gempuran barang impor juga menyebabkan pukulan telak terhadap industri manufaktur di Tanah Air. Tahun ini, kucuran kredit ke sektor manufaktur melemah. Per Mei 2017, tercatat sebesar Rp 773,7 triliun atau hanya naik 4,56%. Pertumbuhan kredit manufaktur berkurang hampir sekitar 50% dari pertumbuhan sebesar 8,19% di Mei 2016. Tak hanya itu, sektor manufaktur memiliki rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) cukup tinggi yakni sebesar 3,29% per Mei 2017. Itu artinya, NPL manufaktur masih lebih tinggi ketimbang rata-rata NPL industri perbankan sebesar 3,07% pada Mei 2017.
Kucuran kredit manufaktur mulai mengendur
JAKARTA. Aliran kredit ke industri manufaktur makin mengendur di tahun 2017. Penyebabnya, pelemahan ekonomi yang berimbas pada penurunan daya beli konsumen membuat produsen mengerem produksi barang. Gempuran barang impor juga menyebabkan pukulan telak terhadap industri manufaktur di Tanah Air. Tahun ini, kucuran kredit ke sektor manufaktur melemah. Per Mei 2017, tercatat sebesar Rp 773,7 triliun atau hanya naik 4,56%. Pertumbuhan kredit manufaktur berkurang hampir sekitar 50% dari pertumbuhan sebesar 8,19% di Mei 2016. Tak hanya itu, sektor manufaktur memiliki rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) cukup tinggi yakni sebesar 3,29% per Mei 2017. Itu artinya, NPL manufaktur masih lebih tinggi ketimbang rata-rata NPL industri perbankan sebesar 3,07% pada Mei 2017.