Kue basah yang bikin ketagihan para penjaja



Keterbatasan waktu masyarakat kota untuk bergelut di dapur melahirkan peluang bisnis makanan. Salah satu yang menggiurkan adalah berbisnis kue basah, modern maupun tradisional. Bikin kue sudah lazim. Bisnis berdagang kue lebih legit.Masyarakat kita sudah sejak dahulu gemar mengudap makanan kecil. Di samping kue-kue ala Eropa, kini pamor kudapan basah juga kembali naik daun. Maka, wajarlah, kian banyak orang yang mencoba peruntungannya dari berjualan kue-kue tradisional ini; mulai dari pasar tradisional hingga ke pusat perbelanjaan modern. Pemain memang terus bertambah. Tapi, pasar penganan lama dan baru ini masih cukup terbuka lebar. Maklumlah, alih-alih memproduksi sendiri, membuka gerai kudapan tradisional kadang bisa lebih menguntungkan. Pertama, Anda tidak perlu ribet berbelanja hingga mengolah bahan baku menjadi penganan tradisional.Kedua, Anda terbebas dari risiko menanggung kerugian akibat kudapan tidak laku. Sebagai pedagang, Anda bisa membuat perjanjian konsinyasi dengan pemasok. Jadi, Anda membayar sebagian belanjaan di belakang sekaligus mengembalikan camilan yang tidak bisa terjual.Ketiga, sudah menjadi rahasia umum, pedagang biasanya bisa memungut untung lebih tinggi ketimbang produsen. Produsen yang menjual penganannya ke pedagang biasanya cuma mengambil untung bersih 10%–20% dari harga jualnya. Adapun pedagang bisa menjual 40%–100% di atas harga beli.Simak saja cerita Ayu Nuryawati yang berdagang camilan di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat. Saban bulan ia bisa meraup laba bersih Rp 6 juta. Di lokasi yang sama, Sudjeri bisa mengantongi untung bersih Rp 2 juta per minggu atau Rp 8 juta tiap bulan.

Adapun Roy Andre yang membuka gerai Hand Cook di ITC Permata Hijau, bisa mengantongi omzet Rp 400.000–Rp 500.000 per hari pada hari kerja. Bahkan, gerai jajanan khas Manado ini bisa meraup Rp 1 juta per hari di akhir pekan. Dari omzet ini, Roy melipat margin keuntungan bersih 40%. “Kalau dirata-rata omzet sebulan bisa sekitar Rp 15 juta. Untung bersihnya sekitar Rp 6 juta,” ungkap Roy.Jika tergiur membuka gerai kudapan, berikut beberapa hal yang mesti Anda perhatikan:• Memilih lokasi dan menghitung modalLokasi sangat penting dalam bisnis gerai kudapan ini. Lokasi ini akan menentukan hal-hal lainnya, seperti modal yang mesti disiapkan, jenis penganan yang dijajakan, berikut kisaran harga serta besaran marginnya.Ada beberapa pilihan lokasi yang baik untuk tempat berjualan kudapan. Anda bisa memilih lokasi di pasar tradisional, pusat perbelanjaan modern atau mal, gerai lepas di pinggir jalan raya, atau gerai di kawasan ruko di kompleks perumahan. Masing-masing membutuhkan hitungan yang berbeda.Untuk sewa gerai di pusat perbelanjaan modern, misalnya. Anda mungkin harus mengeluarkan uang Rp 4 juta–Rp 6 juta per bulan, hanya untuk biaya sewa gerai. Selain itu, Anda mungkin harus membuat sedikit renovasi agar gerai terlihat lebih menarik, menyiapkan etalase, dan membeli peralatan, seperti nampan dan pisau. Yang paling penting, sebelum menentukan lokasi, Anda harus melakukan survei. Survei ini bertujuan melihat potensi pasar serta kondisi kompetisi di areal tersebut. “Saya lebih memilih lokasi di mal karena kalau di pasar sudah banyak penjual kue basah,” dalih Roy.Adapun Ayu dan Sudjeri memilih Pasar Palmerah lantaran lokasinya memang ramai, bisa buka nonstop dengan harga sewa lahan yang murah. Satu lagi, “Jualan di pasar, konsumennya terbilang merata, mulai dari konsumen rumahtangga, pedagang keliling, dan para pemilik warung kopi,” jelas Ayu.• Mencari pemasok dan jenis kudapanSelain lokasi, menurut Managing Partner Forceone Consultant Mindiarto Djugorahardjo, yang tak kalah penting adalah menentukan jenis makanan yang akan Anda jajakan. Dalam bisnis dagang apa pun, memang ada tuntutan untuk jeli membaca selera pasar. Begitu pula dalam usaha kudapan ini. Jenis makanan harus sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Ketika awal membuka usaha, barangkali Anda masih meraba-raba selera pasar. Jadi, tidak ada salahnya menyediakan penganan yang cukup banyak ragamnya. Dengan demikian, Anda barangkali juga harus kulakan dari sejumlah pemasok. Konsekuensinya, Anda mungkin harus menyiapkan dana lebih banyak atau berbelanja dalam jumlah sedikit untuk masing-masing item.Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Anda tentu bisa mengetahui jenis penganan yang paling banyak disukai pasar Anda. Jenis-jenis inilah yang harus Anda tambah jumlahnya.

Yang terpenting, Anda harus melakukan kontrol mutu dagangan Anda. Juga, buatlah perjanjian konsinyasi yang jelas dengan pemasok. Tapi, harus Anda sadari, tidak semua pemasok bersedia menerima penukaran barang yang tidak laku. • Strategi harga dan pemasaranStrategi harga tentu saja penting dalam setiap bisnis. Sebaiknya harga tak berbeda jauh dengan kompetitor Anda. Namun, sebisa mungkin, kualitas yang Anda tawarkan lebih baik. Dengan demikian orang akan puas dan menjadi langganan gerai Anda. “Biasanya jualan dari barang titipan, margin yang diperoleh tidak terlalu besar. Jadi menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya dalam usaha ini penting,” kata Mindiarto. Jika perlu, sesekali silakan membuat program diskon. Ayu mengungkapkan, bisnisnya memang memberikan diskon pada pelanggan.Yang tidak kalah penting adalah layanan yang baik. “Kalau pelayanan, kami tidak memungut biaya antar kepada pemesan,” ucap Roy.


Selamat mencoba!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi