JAKARTA. Penutupan situs belanja online, Multiply, bukan pertanda bisnis e-commerce di Indonesia meredup. Justru sebaliknya, bisnis e-commerce semakin prospektif, asalkan para pemain punya strategi jitu agar menang dalam pertarungan. Dengan pasar yang masih imut, bisnis e-commerce diyakini akan terus membesar. "Dengan sangat menyesal, kami umumkan situs multiply.co.id (dan multiply.com) akan kami tutup per 6 Mei 2013 dan kami akan menghentikan semua kegiatan usaha per 31 Mei 2013." Ini adalah kalimat pembuka dari pengumuman mengejutkan manajemen Multiply, pada Jumat (26/4) pekan lalu. Stefan Magdalinski, Chief Executive Officer Multiply mengaku sudah kurang lebih satu tahun lalu, timnya memulai pekerjaan dan tugas berat. Tugas utama itu adalah mengubah total model bisnis Multiply, dari jejaring sosial ke situs e-commerce. Tapi, setelah berusaha keras, Multiply tidak berhasil.
Kue iklan digital akan semakin cetar membahana
JAKARTA. Penutupan situs belanja online, Multiply, bukan pertanda bisnis e-commerce di Indonesia meredup. Justru sebaliknya, bisnis e-commerce semakin prospektif, asalkan para pemain punya strategi jitu agar menang dalam pertarungan. Dengan pasar yang masih imut, bisnis e-commerce diyakini akan terus membesar. "Dengan sangat menyesal, kami umumkan situs multiply.co.id (dan multiply.com) akan kami tutup per 6 Mei 2013 dan kami akan menghentikan semua kegiatan usaha per 31 Mei 2013." Ini adalah kalimat pembuka dari pengumuman mengejutkan manajemen Multiply, pada Jumat (26/4) pekan lalu. Stefan Magdalinski, Chief Executive Officer Multiply mengaku sudah kurang lebih satu tahun lalu, timnya memulai pekerjaan dan tugas berat. Tugas utama itu adalah mengubah total model bisnis Multiply, dari jejaring sosial ke situs e-commerce. Tapi, setelah berusaha keras, Multiply tidak berhasil.