Kulonprogo menjadi lokasi bandara internasional



JAKARTA. PT Angkasa Pura (AP) I dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY Yogyakarta sepakat menunjuk Kulonprogo sebagai lokasi bandara baru pengganti bandara Adi Sutjipto.

Merpin Butarbutar, Kepala Humas AP I, mengungkapkan, bahwa Kulonprogo merupakan lokasi yang paling tepat berdasarkan studi kelayakan (feasibility study). "Sudah ada lokasi tanah di Temon, Kulon Progo yang bisa untuk runway bandara 5.400 meter agar mampu menampung pesawat berbadan besar," ujarnya akhir pekan lalu.

AP I menjalankan studi kelayakan itu bersama Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM). Hasilnya, Kecamatan Temon memiliki nilai tertinggi dibandingkan tujuh lokasi lain yang diteliti.


Selanjutnya, AP I selaku calon pengelola bandara akan minta penetapan lokasi dari Kementrian Perhubungan (Kemhub). Baru kemudian mereka mulai menyusun master plan bandara.

"Memang ada beberapa tahapan yang harus dilewati sehingga butuh waktu agak panjang karena ini pembangunan bandara baru, tidak seperti bandara-bandara yang sebelumnya cuma mengembangkan," imbuhnya.

Selain itu, AP I berencana membentuk perusahaan patungan dengan GVK Group (India) untuk mengerjakan proyek bandara tersebut. Berdasarkan kajian sementara, pembangunan bandara baru tersebut membutuhkan investasi awal sekitar Rp 1,2 triliun. Sesuai aturan, kepemilikan GVK Group maksimal 49% dan sisanya Angkasa Pura I. "Kedua pihak sangat serius dan GVK sudah membentuk badan hukum Indonesia. Share holding ini masih dibahas, mudah-mudahan bisa segera selesai,” ujar Direktur Komersial AP I Robert Waloni.

Ia mengharapkan segala proses persiapan bisa rampung sebelum akhir tahun 2012. "Sehingga di awal 2013 sudah mulai digarap dan selesai 2016," tegasnya.

Herry S Bakti, selaku Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemhub, membenarkan bahwa pihak Pemprov DIY Yogyakarta sudah menentukan Kulon Progo sebagai usulan lokasi bandara baru Yogyakarta. "Kemhub tinggal menunggu surat pengajuan dari mereka," ujar Herry.

Selain bandara baru Yogya, AP I juga segera mengembangkan enam bandara. "Fokus untuk tahun ini, rencana pembangunan bandara oleh AP I yang ongoing adalah di Denpasar, Balikpapan, dan Surabaya. Yang sedang dalam tahap perencanaan adalah Banjarmasin dan Semarang," imbuhnya.

Pengembangan bandara-bandara tersebut jelas membutuhkan biaya besar. Untuk Bandara Sepinggan, Balikpapan misalnya, AP I memerluakan dana sekitar Rp 1,2 triliun untuk memperluas terminal yang ada saat ini. Sementara untuk pengembangan terminal II bandara Juanda, Surabaya, AP I harus mengeluarkan dana hingga Rp 400 miliar. Sedang pengembangan Bandara Syamsoodin Noor Banjarmasin dan Bandara Ahmad Yani Semarang masing-masing memerlukan investasi sebesar Rp 500 miliar dan Rp 600 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie