Belajar dari Gentengkulon Bangkit Menjadi Desa Terbaik se Indonesia.
Setelah tiga tahun berturut-turut di posisi lima besar, Desa Gentengkulon berhasil meraih peringkat pertama Indeks Desa Membangun (IDM) tingkat nasional tahun 2022. Salah satu terobosannya adalah membangun sistem pelayanan mandiri berbasis teknologi informasi.Bayangan yang ada di benak mendadak buyar saat Yudianto, supir yang menjemput dan mengantar kami dari Bandara Banyuwangi pada Rabu (10/5) lalu, mengatakan bahwa kami telah memasuki wilayah Desa Gentengkulon. Sontak, kami terhenyak menyaksikan pemandangan di kanan-kiri kami.
Toh, terobosan Simas Mandiri itu patut diacungi jempol. Tak heran, banyak desa dari berbagai daerah yang menerapkan layanan mandiri berbasis teknologi informasi tersebut. Bahkan, oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, konsep Simas Mandiri tersebut direplikasi ke seluruh desa di Banyuwangi telah meluncurkan aplikasi Smart Kampung.
Pemberdayaan masyarakat
Selesai dengan urusan pelayanan, Supandi kemudian fokus memikirkan strategi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Apalagi, ekonomi warga Gentengkulon cukup terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020 lalu. Sementara dana desa yang Gentengkulon miliki bisa dibilang terbatas. Di sisi lain, meski menjadi pusat perdagangan di Banyuwangi, Gentengkulon memiliki wilayah yag terbilang sempit sementara penduduknya padat. Itu sebabnya, salah satu terobosan yang Gentengkulon lakukan adalah dengan memanfaatkan sarana dan prasarana milik Pemkab Banyuwangi. Salah satunya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron. Supandi pun lantas mengajukan izin kepada Pemkab Banyuwangi untuk memanfaatkan dan mengelola RTH Maron. Di bekas lapangan sepakbola yang disulap menjadi taman terbuka itu, Desa Gentengkulon menyewakan lapak dan tempat bagi para pedagang kaki lima (PKL). Pengeolaan RTH Maron tersebut diserahkan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Lembu Suro. Tak cuma itu, Supandi juga secara lisan mengajukan izin kepada Azwar Anas, Bupati Banyuwangi saat itu, untuk memanfaatkan trotoar di sepanjang Jalan Wahid Hasyim, sebagai tempat berjualan bagi para PKL. Izin pun diperoleh secara lisan. Sejak itu, setiap Sabtu malam dan Minggu malam, sepanjang Jalan Wahid Hasyim riuh dengan pedagang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan masyarakat yang datang berkunjung. Supandi mengakui, penggunaan trotoar sebagai tempat berjualan memang melanggar peraturan daerah. Namun, Supandi terpaksa mengajukan izin ke Pemkab Banyuwangi lantaran tidak memiliki tempat lain. Makanya, "Kami buatkan SK (Surat Keputusan) terlebih dahulu untuk para PKL. Ini semata-mata untuk mencukupi kebutuhan hidup dengan berdagang dan menghidupkan UMKM," ujar Supandi. Yang menarik, Supandi juga mengeluarkan SK untuk para juru parkir yang ada di sekitar Pasar Genteng. Termasuk untuk para pengamen yang mengamen di perempatan Jalan Gajahmada. Supandi bilang, surat tersebut untuk melindungi mereka dalam mencari nafkah. Karena tujuannya untuk memberdayakan ekonomi warga, Desa Gentengkulon tak memungut tarif sewa bagi PKL yang berjualan di sepanjang Jalan Wahid Hasyim. Begitu pula dengan pengusaha yang membuka usaha di sekitar Sasak Gantung, jembatan peninggalan Belanda yang tengah dikembangkan sebagai tempat wisata. Sementara PKL yang berjualan di RTH Maron hanya dikenai tarif Rp 5.000, sudah termasuk listrik. Pemberdayaan masyarakat juga ditujukan untuk berbagai kelompok masyarakat (pokmas) di Desa Gentengkulon. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Mitra Pesona, misalnya, saat ini mengelola wisata Jembatan Mitra Pesona yang berada di atas Sungai Setail. Selain menyewakan lapak bagi UMKM untuk jualan, Pokdarwis tersebut juga menyediakan wisata perahu dan kano."Desa juga memberikan dukungan dalam bentuk kemudahan administrasi kalau kami mengikuti program dari kabupaten atau provinsi," ujar Saeku, Pengurus Pokmas Dunia Air.
Bagi Supandi, pemberdayaan dan upaya meningkatkan ekonomi masyarakat perlu terus dilakukan. Sejauh ini, upaya Desa Gentengkulon mulai terasa dampaknya. "Sekarang yang mengajukan bantuan sudah berkurang karena mereka buka usaha jualan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News