Kunjungan Kerja ke Sulteng, Presiden Jokowi Resmikan PLTA Poso



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan PLTA Poso Energy di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah dan PLTA Malea Energy di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

“Saya senang sekali karena kita akan meresmikan PLTA yang adalah berarti energi hijau EBT,” kata Jokowi dalam peresmian PLTA Poso Energy di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah dipantau dari Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/2).

Jokowi mengatakan, potensi ketersediaan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia diperkirakan mencapai 418.000 Megawatt. Potensi ini diantaranya dari hydropower, angin, tenaga surya dan panas permukaan laut.


“Hanya bagaimana kita bisa menggeser dari yang batubara kepada energi hijau, ini bukan pekerjaan mudah karena sudah terlanjur banyak PLTU kita,” ucap Jokowi.

Jokowi mengatakan, target-target bauran EBT tidak mudah dikejar karena memang antara pertumbuhan permintaan dan pertumbuhan listrik harus diseimbangkan dan jangan sampai ada kelebihan pasok dari PLN sehingga membebani PLN.

Baca Juga: Jokowi Terbitkan Perpres Baru, Badan Usaha Boleh Ikut Terlibat Vaksinasi Covid-19

“Kita tahu bahwa target yang telah kita sepakati bersama dengan dunia di 2025 kita harus di 23% EBT. Di 2030 29% dan nanti di 2060 emisi 0 harus semuanya kita dapatkan,”kata Jokowi.

Dengan total kapasitas 515 MW, PLTA Poso yang berada di Poso, Sulawesi Tengah, merupakan pembangkit EBT terbesar di Indonesia Timur yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Poso Energy, anak usaha Kalla Group.

Sementara PLTA Malea berkapasitas 90 MW yang berada di Tana Toraja, Sulawesi Selatan dikembangkan oleh PT Malea Energy, anak usaha PT Bukaka Teknik Utama. Dengan beroperasinya kedua PLTA tersebut, bauran EBT di sistem kelistrikan Sulawesi meningkat menjadi 38,38 persen.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pengoperasian kedua pembangkit EBT ini menjadi bukti kolaborasi strategis antara PLN dengan produsen listrik swasta (IPP) dalam mempercepat transisi energi di Tanah Air.

"Dalam mengakselerasi pembangunan EBT, PLN tak bisa sendiri. Perlu adanya kolaborasi dan sinergi baik bersama BUMN maupun swasta. Kedua proyek ini menjadi bukti nyata dari kolaborasi apik pengembangan EBT dalam skala besar," ungkap Darmawan.

Rencananya, PLTA yang memanfaatkan arus sungai Poso ini akan dimaksimalkan sebagai pembangkit peaker yang akan dioperasikan selama waktu beban puncak, yaitu pukul 17.00 s.d 22.00 dengan Exclusive Commited Energy sebesar 1.669 Giga Watt hours (GWh) per tahun.

Baca Juga: Pelaku Usaha Nantikan Lelang Konversi PLTD oleh PLN

Pembangkit ramah lingkungan ini telah terinterkoneksi dengan saluran transmisi 275 kV ke Provinsi Sulawesi Selatan. Tak hanya itu, PLTA Poso juga telah tersambung dengan saluran transmisi 150 kV dari pembangkit ke Kota Palu, Sulawesi Tengah.

"Pengoperasian PLTA Poso Peaker sangat penting karena banyaknya industri smelter yang masuk ke Sulawesi, khususnya di Sulawesi Tengah. Smelter ini butuh pasokan listrik yang andal," paparnya.

Sementara itu, PLTA Malea yang memanfaatkan arus Sungai Saddang akan menambah keandalan sistem kelistrikan Sulawesi Selatan. Masuknya PLTA Malea bersama dengan PLTA Poso akan membuat cadangan daya sistem Sulawesi Bagian Selatan sebesar 591,5 MW, dengan beban puncak sistem kelistrikan sebesar 1.517,6 MW dan daya mampu sebesar 2.109,1 MW.

"PLTA Poso dan PLTA Malea jadi bukti kontribusi aktif PLN dalam mencapai target bauran energi nasional dan target NDC dunia," kata Darmawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari