JAKARTA. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berencana melakukan lawatan ke India pada 26 Januari nanti. Tujuan utama kunjungan tersebut adalah mengembangkan hubungan ekonomi kedua negara.Menurut Hatta Rajasa, Menko Perekonomian, selain menjadi tamu kehormatan pada perayaan hari ulangtahun Republik India, SBY juga dijadwalkan untuk menandatangani sejumlah kontrak kerjasama. "Ada sekitar lebih dari US$ 15 miliar kontrak yang akan dijalin, termasuk promosi ekonomi kita yang akan kita kembangkan ke India," ungkap Hatta.Hatta menambahkan, bahwa target Indonesia dalam menjalin hubungan kerjasama dengan India yaitu bidang infrastruktur, penelitian, transportasi, serta perdagangan.Sekedar informasi, selama melakukan hubungan kerjasama perdagangan dengan India, neraca perdagangan Indonesia tahun lalu mengalami surplus US$ 5,7 miliar. Berdasarkan data BPS, ekspor nonmigas Indonesia ke India tahun 2010 mencapai US$ 7,7 miliar dengan nilai impor nonmigas US$ 2,0 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kunjungan SBY ke India targetkan penandatanganan kontrak US$ 15 miliar
JAKARTA. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berencana melakukan lawatan ke India pada 26 Januari nanti. Tujuan utama kunjungan tersebut adalah mengembangkan hubungan ekonomi kedua negara.Menurut Hatta Rajasa, Menko Perekonomian, selain menjadi tamu kehormatan pada perayaan hari ulangtahun Republik India, SBY juga dijadwalkan untuk menandatangani sejumlah kontrak kerjasama. "Ada sekitar lebih dari US$ 15 miliar kontrak yang akan dijalin, termasuk promosi ekonomi kita yang akan kita kembangkan ke India," ungkap Hatta.Hatta menambahkan, bahwa target Indonesia dalam menjalin hubungan kerjasama dengan India yaitu bidang infrastruktur, penelitian, transportasi, serta perdagangan.Sekedar informasi, selama melakukan hubungan kerjasama perdagangan dengan India, neraca perdagangan Indonesia tahun lalu mengalami surplus US$ 5,7 miliar. Berdasarkan data BPS, ekspor nonmigas Indonesia ke India tahun 2010 mencapai US$ 7,7 miliar dengan nilai impor nonmigas US$ 2,0 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News