Kunjungi POM Wilmar Group, Ketua OJK Sebut Kemitraan Sejahterakan Petani Sawit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengapresiasi program kemitraan yang berjalan sejak 1993 antara Wilmar dan petani plasma kelapa sawit. Menurutnya, program ini telah mendorong kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi lokal.

Mahendra, dalam kunjungannya ke Palm Oil Mill (POM) PT Tania Selatan (Wilmar Group) di Desa Purwo Asri, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komiring Ilir (OKI), Palembang, menyampaikan bahwa produktivitas petani telah meningkat dua kali lipat dan berpotensi tiga kali lipat jika lebih produktif. 

Dia juga mengusulkan agar skala program diperbesar untuk cakupan yang lebih luas dan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain.


Dalam kunjungan tersebut, Mahendra juga menghadiri Seremoni Pembiayaan Kelapa Sawit oleh BPD Sumsel Babel, BRI dan Bank Mandiri kepada koperasi unit desa (KUD) mitra perusahaan perkebunan kelapa sawit, dengan total kredit Rp 273 miliar. Ini merupakan upaya OJK dalam mendukung pembiayaan kepada petani dan peningkatan produktivitas sektor perkebunan kelapa sawit.

Baca Juga: Tiga Perusahaan Sawit Jadi Tersangka Karena Kebijakan Minyak Goreng, Ini Kata Pakar

Mahendra menggarisbawahi bahwa kelapa sawit telah menjadi pilar ekonomi Indonesia, dengan kontribusi 13,50% terhadap ekspor nonmigas dan 3,50% dari total produk domestik bruto (PDB) nasional. 

OJK berupaya meningkatkan akses keuangan bagi petani sawit, yang merupakan skema pembiayaan berkelanjutan dan menopang tiga pilar sustainable finance: peningkatan kesejahteraan, perlindungan lingkungan, dan pertumbuhan.

Plantations Head Wilmar Simon Siburat menambahkan bahwa luas lahan perkebunan sawit masyarakat (plasma) binaan Wilmar di Sumsel saat ini sekitar 13.000 hektare (ha) dengan 6.431 kepala keluarga (KK). Pihaknya berkomitmen terus mendorong petani plasma dalam meningkatkan produksinya melalui replanting. 

“Kami dorong mereka agar menggunakan bibit sawit unggulan serta perawatan yang baik dan benar. Sehingga di sini (plasma) produksinya bisa 6 ton - 8 ton per ha di tahun pertama,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (2/8). 

Baca Juga: Aset Wilmar, Musim Mas, dan Permata Hijau Disita

Dalam replanting tersebut, pihaknya mendorong petani untuk menggunakan bibit unggul yang diproduksi PT Tania Selatan. Selain itu, plasma juga didampingi  dalam melakukan perawatan dan pemupukan yang maksimal. Mereka juga diedukasi agar mampu mengurus kebun secara mandiri. 

Menurut Simon, petani yang berkomitmen mengikuti arahan telah terbukti mampu memperoleh peningkatan produktivitas yang signifikan. "Kami bantu petani agar bisa terus berkembang," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli