Kunjungi Tiongkok, Mantan Presiden Taiwan: Kita Semua Orang China



KONTAN.CO.ID -  NANJING. Mantan Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou, mengunjungi China untuk pertama kalinya sejak Republik China berpindah ke Taiwan pada 1949. Dia menyatakan bahwa orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan memiliki nenek moyang yang sama dan merupakan etnis China. 

Kunjungan Ma dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan karena Tiongkok ingin memperoleh kedaulatan atas Taiwan yang diperintah secara demokratis. 

Partai Progresif Demokratik Taiwan mengkritik kunjungan tersebut, terutama setelah China mengambil sekutu diplomatik Taiwan lainnya, Honduras.


Baca Juga: Khawatir Perang di Masa Jabatan Ketiga Xi Jinping, Ini yang Dilakukan Taiwan

Ma mengunjungi kota Nanjing, China timur, di Mausoleum Sun Yat-sen, di mana Sun yang dirayakan karena menggulingkan kaisar China terakhir pada tahun 1911 dan mengantar sebuah republik dimakamkan. 

Ma memuji kontribusi Sun dan mengatakan bahwa orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan adalah keturunan Yan dan Kaisar Kuning. Namun, kebanyakan orang Taiwan tidak lagi mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Tionghoa.

Kunjungan Ma adalah bagian dari sosialisasi partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang (KMT), ke China. KMT secara tradisional mendukung hubungan dekat dengan China, tetapi dengan tegas menyangkal pro-Beijing. 

Baca Juga: Ketua partai oposisi Taiwan tidak terburu-buru bertemu Xi Jinping

Meskipun Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah menawarkan pembicaraan dengan China, upaya tersebut telah ditolak karena China menganggapnya separatis. 

Ma mengharapkan perdamaian dan bahwa kedua belah pihak bekerja sama untuk merevitalisasi China. Meskipun demikian, Ma tidak dijadwalkan untuk bertemu dengan pemimpin senior Tiongkok mana pun dalam perjalanannya ini.

Editor: Noverius Laoli