Kuota BBM bersubsidi bisa 47,5 juta KL



JAKARTA. Seperti yang sudah diramalkan, kuota BBM bersubsidi tahun ini bakal jebol, melewati kuota yang ditetapkan yakni sebesar 46 juta kiloliter (kl). 

Suhartoko, Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina mengatakan, volume konsumsi BBM bersubsidi mencapai 47,5 juta kilo liter (kl). Khusus dari penyaluran Pertamina volume konsumsi BBM bersubsidi hingga akhir tahun mencapai 46,97 juta kl, naik dari kuota yang telah ditetapkan untuk Pertamina sebesar 45,35 juta kl sampai akhir tahun ini. 

Suhartoko memperkirakan, dengan kuota BBM bersubsidi  sebesar itu hanya  akan cukup dikonsumsi sampai 25 Desember 2014. Jadi, sekitar enam hari masyarakat terancam tidak dapat memperoleh BBM bersubsidi di Stasiun Pembelian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) karena pasokannya tidak tersedia.


Dari ketiga jenis BBM public sevice obligation, solar akan lebih cepat habis dibanding minyak tanah dan premium (bensin). "Premium akan habis pada 24 Desember, kerosine habis pada 22 Desember, dan solar akan habis pada 6 Desember 2014," kata Suhartoko, Kamis (18/9).

Hingga 31 Desember 2014, BBM premium diperkirakan melebihi kuota 521.367 kl dari kuota premium dalam APBN P 2014 sebesar 29,2 juta kl.  Sementara, kuota minyak tanah diperkirakan akan jebol 21.295 kl dari kuota dalam APBN-P 2014 sebesar 900.000 kl. Realisasi penyaluran minyak tanah hingga 31 Agustus 2014 sebesar 619.135 kl. Sedangkan solar bersubsidi diperkirakan jebol 1.077.879 kl, dari target di APBN-P 2014 sebesar 15,16 juta kl. 

Dengan over kuota sebesar itu, Pertamina menghitung total konsumsi BBM bersubsidi hingga akhir tahun mencapai 47,3 juta kl-47,5 juta kl. "Secara anggaran, pemerintah harus menambah dana subsidi Rp 8 triliun," kata Suhartoko.

Menurut Suhartoko, Pertamina dan pemerintah hanya akan mengendalikan konsumsi dengan cara melarang mobil dinas, mobil pertambangan serta jirigen tak berizin membeli BBM bersubsidi. 

Hendrawan Supratikno, salah satu tim ekonomi partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengatakan, partainya masih menimbang cara untuk menjaga kuota BBM bersubsidi. 

Salah satu upaya yang akan dilakukan ialah menertibkan kendaraan Industri yang masih memakai BBM bersubsidi. Selain itu memperketat pengawasan barang di daerah perbatasan Indonesia dari aksi penyelundupan BBM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia