JAKARTA. Kebijakan pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sepertinya harus dilakukan lebih serius. Pasalnya, jika langkah pengendalian tidak dilakukan, konsumsi BBM bersubsidi tahun ini berpotensi melonjak hingga 53 juta kilo liter. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Jumat (8/3). Ia menjelaskan, tahun lalu konsumsi BBM bersubsidi melonjak menjadi 45 juta kilo liter dari kuota 40 juta kilo liter. Tahun ini, pemerintah mengalokasikan kuota BBM bersubsidi 46 juta kilo liter. Dengan memperhitungkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, Bambang memperkirakan ada potensi konsumsi BBM bersubsidi naik menjadi 50 juta kilo liter - 51 juta kilo lioter.
Kuota BBM subsidi tahun ini terancam jebol
JAKARTA. Kebijakan pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sepertinya harus dilakukan lebih serius. Pasalnya, jika langkah pengendalian tidak dilakukan, konsumsi BBM bersubsidi tahun ini berpotensi melonjak hingga 53 juta kilo liter. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Jumat (8/3). Ia menjelaskan, tahun lalu konsumsi BBM bersubsidi melonjak menjadi 45 juta kilo liter dari kuota 40 juta kilo liter. Tahun ini, pemerintah mengalokasikan kuota BBM bersubsidi 46 juta kilo liter. Dengan memperhitungkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, Bambang memperkirakan ada potensi konsumsi BBM bersubsidi naik menjadi 50 juta kilo liter - 51 juta kilo lioter.