JAKARTA. Panitia Kerja (Panja) Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 sebesar 46 juta kiloliter. Jumlah itu turun dibanding dapan APBN Perubahan 2014 yang sebesar 48 juta kiloliter. Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, penurunan kuota BBM bersubsidi ini akan menghemat anggaran subsidi pemerintah. Hitungan Askolani, setiap volume BBM turun 1 juta kiloliter maka penghematan yang terjadi sekitar Rp 5 triliun-Rp 6 triliun. Artinya kalau volume turun 2 juta kiloliter berarti ada penghematan anggaran hingga Rp 12 triliun. Dirinya menjelaskan, penghematan tersebut akan tergantung komposisi pengurangan premium atau solar. "Jadi beda-beda. Kalau solar (yang turun) itu lebih hemat," ujar Askolani, Selasa (16/9).
Kuota BBM subsidi turun, anggaran hemat Rp 12 T
JAKARTA. Panitia Kerja (Panja) Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 sebesar 46 juta kiloliter. Jumlah itu turun dibanding dapan APBN Perubahan 2014 yang sebesar 48 juta kiloliter. Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, penurunan kuota BBM bersubsidi ini akan menghemat anggaran subsidi pemerintah. Hitungan Askolani, setiap volume BBM turun 1 juta kiloliter maka penghematan yang terjadi sekitar Rp 5 triliun-Rp 6 triliun. Artinya kalau volume turun 2 juta kiloliter berarti ada penghematan anggaran hingga Rp 12 triliun. Dirinya menjelaskan, penghematan tersebut akan tergantung komposisi pengurangan premium atau solar. "Jadi beda-beda. Kalau solar (yang turun) itu lebih hemat," ujar Askolani, Selasa (16/9).