Kuota FLPP Bakal Naik Jadi 800.000 Rumah, BTN Soroti Kondisi Likuiditas Bank



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka realisasi program tiga juta rumah, pemerintah kini berencana menaikkan kuota FLPP atau rumah subsidi mencapai 800.000 rumah. Pada tahun-tahun sebelumnya, kuota rumah subsidi biasanya di kisaran 200.000 rumah.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon L.P. Napitupulu bilang yang menjadi tantangan bagi bank penyalur adalah likuiditas. Mengingat, saat ini isu likuiditas ketat menjadi fokus industri perbankan.

Ia berharap pemerintah nantinya bisa membantu bank dalam menyediakan likuiditas. Di mana, model yang sekarang sedang dalam diskusi adalah dana berasal 50% dari pemerintah dan 50% dari bank.


“Kita juga lagi bicara ke pemerintah supaya hal-hal yang terkait likuiditas kita juga dibantu gitu ya. Sedang kita diskusikan dari mana aja selain sumbernya dari dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank,” ujarnya, Jumat (29/11).

Baca Juga: REI Yakin Program 3 Juta Rumah Terealisasi

Nixon menambahkan untuk saat ini hitung-hitungan anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan kuota tersebut adalah di kisaran Rp 70 triliun dari sisi pemerintah. Sementara, bank perlu menyiapkan dana sekitar Rp 80 triliun.

Secara rinci, ia menjelaskan upaya BTN untuk menyiapkan anggaran tersebut utamanya berasal dari DPK. Selanjutnya, ada upaya seperti penerbitan obligasi ataupun pinjaman-pinjaman luar negeri.

“Ya kita berharap bonds maupun pinjaman tuh bisa di atas kisaran Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun tahun depan,” ujar Nixon.

Di sisi lain, ia berharap rumah subsidi ini bisa membantu masyarakat dalam memiliki rumah. Terutama, ada rencana tenor menjadi 30 tahun dengan masa subsidi sekitar 10 tahun.

Baca Juga: Menteri Ara Usulkan Tambahan Anggaran Rp 48,5 Triliun untuk Program 3 Juta Rumah

“Tapi naiknya nanti setelah masa subsidi ya di-capping, tidak terlalu mahal,” tambahnya.

Sebagai informasi, KPR Subsidi tetap jadi andalan BTN dalam menyalurkan kredit hingga September 2024. Ini menegaskan BTN sebagai pemain utama dalam KPR Subsidi.

Secara keseluruhan, kredit BTN di periode tersebut tumbuh 11,9% YoY menjadi Rp 356,1 triliun. Nilai KPR Subsidi mencapai Rp 172,7 triliun atau setara 48,49% dari total kredit.

Selanjutnya: Penerapan Cukai Minuman Berpemanis di 2025 Masih Menunggu Aturan Teknis

Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 29 November-1 Desember 2024, Anggur Red Globe Diskon 40%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .