Kuota impor sapi di tahun depan seberat 80.000 ton



JAKARTA. Pemerintah akhirnya menetapkan alokasi impor daging sapi pada tahun depan seberat 80.000 ton (setara daging sapi). Kuota ini terdiri dari daging sapi beku dan sapi bakalan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan, ketersediaan pasokan sapi di dalam negeri pada 2013 sebanyak 2,4 juta ekor di berbagai daerah di Indonesia. Namun, pasokan ini belum bisa mencukupi seluruh kebutuhan daging nasional. "Ada kekurangan sedikit, sekitar 12% dari total kebutuhan yang harus diimpor, yaitu sekitar 80.000 ton daging," ujar dia, Rabu (28/11).

Jadi, kebutuhan daging sapi nasional selama 2013 mencapai 666.666 ton. Menurut Hatta, kebutuhan ini telah menghitung peningkatan konsumsi daging nasional dari 1,9 kilogram per kapita per tahun menjadi 2,2 kg per kapita per tahun.


Menteri Pertanian Suswono menambahkan, dari 80.000 ton alokasi impor daging ini nantinya dipenuhi dalam bentuk daging sapi beku dan sapi bakalan. Namun Suswono belum mau membeberkan berapa porsi masing-masing.

Suswono menggambarkan di tahun-tahun sebelumnya komposisi impor daging adalah 60% berbentuk sapi bakalan dan sisanya 40% berbentuk daging sapi beku. "Satu ton daging sapi setara enam ekor sapi," kata Menteri Suswono.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menambahkan, alokasi impor daging pada 2013 lebih besar ketimbang impor tahun ini. Selama tahun ini, pemerintah memberi jatah impor daging sebanyak 92.000 ton. Perinciannya, sebanyak 41.000 ton adalah impor daging sapi beku dan 283.000 ekor sapi bakalan setara 51.000 ton daging.

Gita bilang pemerintah tetap mengevaluasi alokasi impor setiap bulan, setiap kuartal maupun setiap semester. Pemerintah tetap bertekad mencapai swasembada sapi pada 2014.

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Joni Liano belum mau berkomentar soal alokasi impor daging sapi di 2013. "Kami belum dapat infonya dan masih menunggu pengumuman dari pemerintah," ujar Joni kepada KONTAN melalui pesan singkat.

Yang pasti, besaran alokasi impor yang ditetapkan pemerintah berbeda dengan hitungan versi pengusaha. Apfindo menghitung, volume impor daging sapi pada tahun depan mencapai 118.000 ton, atau meningkat 28,26% dibandingkan impor daging pada tahun ini (KONTAN, 26 November 2012).

Para pelaku usaha memperkirakan kebutuhan daging sapi di pasar ritel pada tahun depan terus meningkat. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memproyeksikan kebutuhan daging sapi di pasar ritel modern tumbuh 28,79% menjadi 17.000 ton pada tahun depan. Jumlah ini setara 2,55% kebutuhan daging nasional.

Meningkatnya kebutuhan lantaran pasar ritel terus bertumbuh dan banyak gerai baru yang akan dibuka. “Meningkatnya kebutuhan daging tak dapat dihindari, karena tahun depan pasar ritel tumbuh 30% dan ini tentu ikut mengerek permintaan daging,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Aprindo, Satria Hamid, Selasa (27/11). Dari total kebutuhan ritel modern di 2013, jatah untuk hipermarket seberat 8.550 ton supermarket mendapat 8.450 ton.

Pasar ritel yang membutuhkan daging paling dominan sejatinya adalah pelaku pasar tradisional. Asnawi, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), menyatakan sekitar 70% dari total kebutuhan daging sapi berasal dari pasar ritel, baik modern maupun tradisional.

Mengacu ke asumsi alokasi impor 2013, setelah dikurangi jatah impor pasar ritel modern, maka kebutuhan daging sapi oleh pasar ritel tradisional pada tahun depan mencapai 449.666 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro