Kuota Tambahan Baru Terkontrak 1 Juta Ton, Buwas: Cari Beras Impor Tidak Mudah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menyampaikan, dari kuota tambahan beras impor yakni 1,5 juta ton tahun ini baru 1 juta ton yang bisa mendapatkan kontrak. 

Untuk 1 juta ton yang sudah terkontrak, nantinya akan datang tahap pertama sebesar 600.000 ton. Sedangkan sisanya yakni 400.000 ton akan carry over di Januari 2024. 

"Tapi yang datang tahun ini baru 600.000 ton. Carry over Januari yang 400.000 (ton)," kata Buwas, Rabu (9/11). 


Dengan adanya tambahan kedatangan tahap pertama tersebut, Buwas mengatakan jumlah stok akhir cadangan beras pemerintah (CBP) pada akhir tahun adalah 1,2 juta ton. 

Baca Juga: Tiga Capres Adu Gagasan Ekonomi: Mulai dari Makan Gratis hingga Pacu Lapangan Kerja

Kemudian dengan adanya kedatangan kedua dari kontrak 1 juta ton maka CBP menjadi 1,6 juta ton di Januari 2024. 

"Sisa stok yang ada di akhir tahun 1,2 juta ton Desember dan ditambah Januari sisa sejuta yakni 400.000 (ton) maka jadi 1,6 juta ton," imbuh Buwas. 

Hanya saja dengan adanya bantuan pangan beras pada Januari hingga Maret 2024 sebesar 640.000 ton ditambah stabilisasi pasokan dan harga pasar (SHPH) sekitar 250.000 ton, CBP akan bersisa sekitar 800.000 ton. Belum lagi dengan bantuan pangan periode April hingga Juni 2024 stok beras dan SPHP stok di Bulog akan kembali berkurang. 

"(Harus ada) Jaminan dari produksi karena harus ada kepastian. Kalau enggak ada suplai, Juni stok Bulog bisa minus," ujarnya. 

Baca Juga: Indonesia Kesulitan Impor Beras, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata

Adapun tahun ini, pemerintah memberikan penugasan impor kepada Bulog sebesar 2 juta ton. Kemudian pemerintah menambah lagi 1,5 juta ton kuota impor beras tahun ini. Selain itu ada pula carry over awal tahun ini sebesar 300.000 ton. 

Buwas mengatakan, tahun 2024 pihaknya kembali mendapatkan penugasan 2 juta ton. Tetapi dia menegaskan, penugasan tak artinya langsung dikontrak pada 2024.

"Tahun 2024 kita ada penugasan 2 juta ton namun bukan artinya itu langsung kontrak 2024, karena kita masih pertimbangkan penugasan dan produksi supaya enggak benturan sama dalam negeri. Sampai (saat) ini enggak ada serapan dari dalam karena HPP nggak masuk, kalau dipaksa dinaikkan akan ganggu stok di masyarakat," imbuh dia. 

Baca Juga: Hadapi Guncangan Ekonomi di 2024, Akan Ada Bansos Tambahan

Buwas juga mengungkapkan bahwa, saat ini untuk mendapatkan beras impor tidak mudah. Hal tersebut selain India sudah menutup keran ekspornya, negara produksi lainnya sudah melakukan kontrak dengan negara di Eropa. 

"Negara lain produksi ada tapi banyak yang sudah kontrak oleh Eropa dengan harga yang mahal daripada kita beli. Maka kalau ada kesempatan dengan harga dan kualitas kita, bisa segera beli," imbuh Buwas. 

Kepala Badan Pangan Nasional atau Nationl Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, realisasi penugasan impor sampai November ini ialah 2 juta ton, ditambah dengan carry over awal tahun 300.000 ton.

"Dan ada penambahan 600.000 ton. Kemudian carry over sampai pertengahan Januari sekitar 400.000. Sehingga kuota 2 juta ton dan ditambah 1,5 juta ton akan dilengkapi nanti di Januari 2024," kata Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati