Kupon obligasi ritel online menggiurkan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akhirnya mengumumkan besaran kupon saving bond ritel (SBR) seri 003. Surat utang negara (SUN) pertama yang dijajakan kepada investor ritel individu secara online (e-SBN) ini memiliki kupon sebesar 6,8%.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam keterangan resmi memaparkan, tingkat kupon tersebut merupakan kupon untuk periode tiga bulan pertama, yaitu 31 Mei 2018 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2018. Kupon tersebut memiliki spread sebesar 255 basis poin (bps) dibanding suku bunga acuan Bank Indonesia atawa BI 7-day reverse repo rate (BI 7-DRR).

Pemerintah menegaskan, spread tersebut adalah tetap dan tingkat kupon 6,8% merupakan tingkat kupon minimal. Artinya, jika terjadi kenaikan suku bunga acuan, kupon SBR003 juga akan naik.


Enrico Tanuwidjaja, Head of Economics & Research Finance & Corporate Service UOB Indonesia, mengatakan, kupon yang ditawarkan tergolong menarik bagi investor ritel. Apalagi dengan adanya spread tetap di level 255 bps. 

Spread tersebut membuat seri ini lebih menjanjikan ketimbang instrumen investasi lain, seperti deposito. "Kupon lebih tinggi dari deposito dan SBR pun cenderung risk free," kata Enrico, Kamis (10/5). Seperti diketahui, rata-rata bunga deposito satu tahun kini ada di kisaran 5,9%.

Penarikan awal

Ekonom Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana menambahkan,  SBR003 relatif masih memiliki daya tarik yang besar jika BI menaikkan suku bunga acuan di kemudian hari. Mengingat kupon SBR003 mengacu pada suku bunga acuan dan spread tambahan.

Selain itu, nilai minimum pemesanan SBR003 yang hanya Rp 1 juta dan maksimum Rp 3 miliar dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi investor ritel. 

Tambah lagi, penjualan melalui online akan memudahkan para investor yang selama ini memiliki keterbatasan untuk masuk ke pasar obligasi. "Mungkin pekerjaan rumah pemerintah saat ini adalah sosialisasi yang baik agar daya tarik yang dimiliki SBR003 dapat dipahami oleh masyarakat," ujar Fikri.

Dia pun berharap kehadiran SBR003 ini akan mampu mendorong investor lokal lebih aktif bertransaksi di pasar obligasi Indonesia. Terutama di tengah aksi jual oleh investor asing yang kerap terjadi belakangan ini.

Sementara itu, Enrico memaparkan, adanya kebijakan early redemption atau masa pelunasan sebelum jatuh tempo juga menjadi nilai tambah bagi SBR003 ini. Tanggal jatuh tempo resmi SBR003 ini adalah 20 Mei 2020. Tapi investor bisa melakukan early redemption pada 20 Mei 2019.

Ia memprediksi, jumlah permintaan yang masuk mirip seperti Obligasi Ritel Negara (ORI) seri 14 yang terbit Oktober 2017. Walau kupon yang ditawarkan hanya 5,85%, pemerintah berhasil menyerap dana hingga Rp 8,95 triliun.

Bagi Anda yang berminat mengoleksi SBR003, penawaran akan mulai dilakukan awal pekan depan. Obligasi ritel seri baru ini mulai ditawarkan pada 14 Mei 2018 hingga 25 Mei mendatang. Adapun penetapan hasil penjualan akan dilakukan di 28 Mei dan penyelesaian dilakukan pada 31 Mei. 

Minimum pemesanan SBR003 ini sebesar Rp 1 juta dan maksimum pemesanan adalah Rp 3 miliar. Pemerintah pun telah menetapkan sembilan mitra distribusi yang melayani pemesanan pembelian melalui sistem elektronik, yakni BCA, Bank Mandiri, BNI, Bank Permata, BRI, Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Capitale (tanamduit) serta Investree Radhika Jaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati