JAKARTA. Pembiayaan spesialis alat berat memasuki masa suram. Pemulihan harga komoditas yang lambat dan kondisi ekonomi yang tak menentu, masih menahan permintaan alat berat. Separuh pertama tahun ini, penyaluran pembiayaan Surya Artha Finance (SAN Finance) turun hingga 41% year on year. Juni lalu, perusahaan yang fokus membiayai pembelian alat berat ini mencatat penyaluran pembiayaan sekitar Rp 1,7 triliun, menurun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,9 triliun. Sialnya lagi, angka kredit bermasalah atau non-perfoaming loan (NPL) sebesar 2,4%. Posisi ini tak berubah banyak dibanding setahun sebelumnya. Akibatnya, laba San Finance juga merosot 5% menjadi Rp 116 miliar.
Kupon obligasi SAN Finance menyundul 9,9%
JAKARTA. Pembiayaan spesialis alat berat memasuki masa suram. Pemulihan harga komoditas yang lambat dan kondisi ekonomi yang tak menentu, masih menahan permintaan alat berat. Separuh pertama tahun ini, penyaluran pembiayaan Surya Artha Finance (SAN Finance) turun hingga 41% year on year. Juni lalu, perusahaan yang fokus membiayai pembelian alat berat ini mencatat penyaluran pembiayaan sekitar Rp 1,7 triliun, menurun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,9 triliun. Sialnya lagi, angka kredit bermasalah atau non-perfoaming loan (NPL) sebesar 2,4%. Posisi ini tak berubah banyak dibanding setahun sebelumnya. Akibatnya, laba San Finance juga merosot 5% menjadi Rp 116 miliar.