Kupon obligasi terkerek inflasi



JAKARTA. Tekanan inflasi pada bulan Februari 2013 ikut mempengaruhi penetapan indikasi kupon yang ditawarkan oleh emiten. Kupon menjadi lebih tinggi ketimbang sebelumnya. Contoh nyata adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yang menawarkan kupon obligasi 9,25% hingga 10,25% untuk penerbitan surat utang Rp 900 miliar.

Hari Mantoro, Direktur Utama PT HSBC Securities Indonesia, salah satu penjamin emisi penerbitan surat utang AISA mengatakan, indikasi kupon yang ditawarkan AISA memperhitungkan inflasi Februari dan tekanan pasar obligasi. "Pricing dilakukan Jumat (1/3). Penetapan kupon sudah memperhitungkan kenaikan inflasi agar menarik bagi investor," kata Hari, Senin (4/3).

Kenaikan inflasi juga telah menekan pasar obligasi. Harga hampir semua seri acuan surat utang negara (SUN) turun. Harga seri FR0066 bertenor lima tahun turun menjadi 102,14 pada akhir pekan lalu dibandingkan posisi pekan sebelumnya di level 102,59. Seri FR0065 bertenor 20 tahun turun menjadi 103,85 dibandingkan sebelumnya 104,57.


Indikasi kupon surat utang AISA lebih tinggi dibandingkan penawaran obligasi PT Pembangunan Perumahan dengan tenor dan peringkat yang sama di angka 8% - 9%.

Analis obligasi NC Securities, I Made Adi Saputra menduga, investor akan meminta kupon tinggi akibat tekanan inflasi. Ia memprediksi, kupon obligasi AISA akan mencapai 9,75%. "Tingkat kupon yang diminta investor akan tinggi, kemungkinan akan ditetapkan pada 9,75% atau maksimum 10%," kata Made.

Menurut Made, instrumen ini akan menarik bagi investor sebagai diversifikasi investasi. Namun, peringkat obligasi di level A- akan membatasi investor yang akan membeli obligasi tersebut.

Head of Debt Capital Market BCA Sekuritas, Herdi Ranu Wibowo mengatakan, sektor consumer goods akan menarik investor. "Selama ini investor sudah jenuh dengan penerbitan obligasi yang banyak dilakukan oleh perusahaan sektor keuangan dan multifinance sehingga instrumen ini akan menarik," kata Herdi.

AISA menerbitkan obligasi dan sukuk dengan target penerbitan maksimal obligasi Rp 600 miliar dan sukuk ijarah maksimal Rp 300 miliar. "Emisi obligasi dan sukuk ijarah tersebut diterbitkan dengan tenor masing-masing lima tahun," tutur Yuliani Yuliwardi, Sekretaris Perusahaan AISA.

Untuk penerbitan obligasi dan sukuk ijarah itu, AISA mendapat peringkat A- dari PT Peringkat Efek Indonesia. Penjamin pelaksana emisi surat utang ini adalah PT Danareksa Sekuritas, PT HSBC Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Securities.

Masa penawaran awal surat utang AISA berlangsung pada 4-15 Maret 2013. Yuliani memperkirakan, obligasi dan sukuk ijarah akan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 27 Maret 2013 sehingga bisa melakukan masa penawaran umum pada 1-2 April 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati