JAKARTA. Pemerintah akan menerbitkan surat utang ritel berdenominasi rupiah alias Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI-012 pada tanggal 21 Oktober 2015 mendatang. Analis memprediksi, besaran kuponnya akan lebih tinggi ketimbang suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Analis obligasi Sucorinvest Central Gani, Ariawan menerawang besaran kupon ORI-012 akan lebih besar daripada tingkat suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS rate) yang saat ini bertengger di level 7,75%. “Kemungkinan kupon di atas suku bunga LPS agar sebagai pemanis guna menarik investor,” tuturnya. Lagi pula, lanjutnya, secara historis besaran kupon ORI selalu di atas suku bunga LPS. Selain itu, ia menilai ORI-012 juga akan bertenor tiga tahun, serupa dengan seri sebelumnya. Sebab, surat utang tersebut ditujukan kepada para investor ritel yang umumnya kurang menyukai surat utang bertenor panjang. Menurut Ariawan, minat investor terhadap ORI-012 akan cukup besar. Memang, perekonomian Indonesia melambat, namun tren menabung dan investasi di Indonesia menunjukkan hasil positif. Lihat saja total DPK perbankan per April 2015 yang tercatat Rp 143,56 triliun, terangkat 1,79% (year to date) ketimbang posisi akhir tahun 2014. Apalagi ORI-012 dijamin Undang-Undang dan Negara. Sehingga, lanjut Ariawan, ia optimistis surat utang tersebut akan menjadi instrumen menarik bagi para investor. “Tapi permintaan ORI-012 tidak akan terlalu jauh dari target indikatif. Kalau target indikatif sekitar Rp 20 triliun, permintaan mungkin sekitar Rp 20 triliun – Rp 22 triliun,” katanya. Sekadar informasi, permintaan seri sebelumnya ORI-011 mencapai Rp 21,3 triliun, melebihi target indikatif yang dipatok Rp 20 triliun. Direktur Strategis dan Portfolio Utang DJPPR, Schneider Siahaan menuturkan, mereka berencana menerbitkan ORI-012 dengan nilai emisi Rp 20 triliun. Angka tersebut lebih rendah ketimbang penerbitan seri ORI-011 yang mencapai Rp 21,21 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kupon ORI-012 diharapkan tetap di atas bunga LPS
JAKARTA. Pemerintah akan menerbitkan surat utang ritel berdenominasi rupiah alias Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI-012 pada tanggal 21 Oktober 2015 mendatang. Analis memprediksi, besaran kuponnya akan lebih tinggi ketimbang suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Analis obligasi Sucorinvest Central Gani, Ariawan menerawang besaran kupon ORI-012 akan lebih besar daripada tingkat suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS rate) yang saat ini bertengger di level 7,75%. “Kemungkinan kupon di atas suku bunga LPS agar sebagai pemanis guna menarik investor,” tuturnya. Lagi pula, lanjutnya, secara historis besaran kupon ORI selalu di atas suku bunga LPS. Selain itu, ia menilai ORI-012 juga akan bertenor tiga tahun, serupa dengan seri sebelumnya. Sebab, surat utang tersebut ditujukan kepada para investor ritel yang umumnya kurang menyukai surat utang bertenor panjang. Menurut Ariawan, minat investor terhadap ORI-012 akan cukup besar. Memang, perekonomian Indonesia melambat, namun tren menabung dan investasi di Indonesia menunjukkan hasil positif. Lihat saja total DPK perbankan per April 2015 yang tercatat Rp 143,56 triliun, terangkat 1,79% (year to date) ketimbang posisi akhir tahun 2014. Apalagi ORI-012 dijamin Undang-Undang dan Negara. Sehingga, lanjut Ariawan, ia optimistis surat utang tersebut akan menjadi instrumen menarik bagi para investor. “Tapi permintaan ORI-012 tidak akan terlalu jauh dari target indikatif. Kalau target indikatif sekitar Rp 20 triliun, permintaan mungkin sekitar Rp 20 triliun – Rp 22 triliun,” katanya. Sekadar informasi, permintaan seri sebelumnya ORI-011 mencapai Rp 21,3 triliun, melebihi target indikatif yang dipatok Rp 20 triliun. Direktur Strategis dan Portfolio Utang DJPPR, Schneider Siahaan menuturkan, mereka berencana menerbitkan ORI-012 dengan nilai emisi Rp 20 triliun. Angka tersebut lebih rendah ketimbang penerbitan seri ORI-011 yang mencapai Rp 21,21 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News