Kupon SUN dollar 2,5%-3,5%



JAKARTA. Untuk pertama kalinya, pemerintah akan menggelar lelang surat utang negara (SUN) dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di pasar domestik, Senin (25/11). Target indikatif lelang ini US$ 450 juta.

Instrumen yang akan dilelang adalah seri USDFR001 bertenor 3,5 tahun dan akan jatuh tempo 15 Mei 2017. Ini merupakan instrumen berbunga tetap dengan pembayaran bunga setiap enam bulan pada 15 Mei dan 15 November.

Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan mengatakan, penjualan SUN akan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. "Lelang akan dibuka pada Senin, 25 November pukul 09.00 dan ditutup pukul 11.00, dan hasil lelang akan diumumkan pada hari yang sama," kata Robert, Rabu (20/11).


SUN valas di pasar domestik ini hanya dapat dibeli oleh investor residen atau domestik yang telah teregistrasi dalam daftar investor. Agung Galih, Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Portofolio SUN menuturkan, investor yang terdaftar mencapai 81 investor. Total investor tersebut terdiri dari 32 investor perbankan, 12 investor individu, 16 investor asuransi, 10 investor reksadana, dua investor dana pensiun, empat investor sekuritas, empat investor perusahaan, dan satu investor lainnya. "Tapi belum tentu semua ikut lelang," kata Agung. Agung mengatakan, penetapan kupon akan dilakukan setelah lelang.

I Made Adi Saputra, analis NC Securities memperkirakan, kupon SUN valas domestik akan berada di kisaran 3,25% hingga 3,5%. Kisaran tersebut sudah mempertimbangkan faktor pajak final sebesar 15% untuk investor residen non bank. "Kalau dibandingkan dengan imbal hasil dari obligasi global RI0017 yang saat ini di kisaran 2,75%, maka saya perkirakan kupon SUN valas domestik akan berkisar 3,25%-3,5%," kata Made.

Kupon tersebut cukup menarik bagi investor domestik lantaran lebih tinggi ketimbang instrumen lain yang sejenis. Misalnya, kata Made, rata-rata bunga deposito dollar AS bertenor 12 bulan saat ini hanya berada di kisaran 1,08%.

Made menduga, permintaan investor yang masuk bakal melebihi target penerbitan pemerintah. Analisis dia, dana pihak ketiga (DPK) dalam denominasi valas saat ini cukup besar sehingga berpotensi beralih ke instrumen SUN valas domestik.

Data LPS per akhir September 2013 menunjukkan, simpanan DPK valas mencapai Rp 611 triliun. "Jika 10% saja dari DPK yang berminat pada instrumen SUN valas domestik, maka bisa mencapai Rp 6,1 triliun," kata Made.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Fakhrul Aufa memperkirakan, kupon instrumen ini akan berada di kisaran 2,5% hingga 3%.

Kendati nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus melemah, pemerintah optimistis tidak akan berpengaruh terhadap permintaan investor dalam lelang nanti. Direktur SUN DJPU Kemkeu Loto Srinaita Ginting optimistis, pelemahan rupiah hanya berlangsung sesaat. "Mengingat target pemerintah adalah investor yang memang memegang dana dalam dollar AS, semestinya pelemahan rupiah tidak terlalu berpengaruh pada pelaksanaan lelang SUN valas domestik," kata dia.

Agung menambahkan, pelemahan rupiah tidak akan berdampak pada kenaikan kupon yang akan diminta oleh investor. "Secara teoritis, pelemahan rupiah harus dikompensasi dengan peningkatan yield SUN rupiah, bukan SUN valas," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati