KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi kredit usaha rakyat (KUR) di awal tahun ini cukup kencang. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya, sampai dengan kuartal I 2018, telah menyalurkan KUR Rp 4,87 triliun. Secara rasio pemenuhan, realisasi tersebut sudah mencapai 36,11% terhadap total alokasi plafon dari pemerintah tahun ini sebesar Rp 13,5 triliun. Kepala Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setiatmojo mengatakan, pihaknya telah mengikuti arahan pemerintah untuk memfokuskan penyaluran KUR ke sektor produktif. Dari total realisasi KUR tersebut, sebanyak 35% diantaranya sudah tersalurkan ke sektor produktif. Sementara untuk ke sektor produksi seperti pertanian, BNI juga sudah menyusun program antara lain menggandeng kelompok tani. Dengan kinerja di kuartal I lalu, BNI optimistis mampu menyelesaikan tugas penyaluran KUR lebih cepat dan dapat mencapai porsi KUR ke sektor produktif sebesar 50% di akhir tahun. "Ini seiring dengan besarnya potensi yang mulai digarap di sektor perkebunan sawit dan komoditas pertanian padi, jagung serta pembiayaan ke industri kreatif khususnya kuliner," kata Bambang, Rabu (11/4).
KUR deras mengalir di kuartal satu
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi kredit usaha rakyat (KUR) di awal tahun ini cukup kencang. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya, sampai dengan kuartal I 2018, telah menyalurkan KUR Rp 4,87 triliun. Secara rasio pemenuhan, realisasi tersebut sudah mencapai 36,11% terhadap total alokasi plafon dari pemerintah tahun ini sebesar Rp 13,5 triliun. Kepala Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setiatmojo mengatakan, pihaknya telah mengikuti arahan pemerintah untuk memfokuskan penyaluran KUR ke sektor produktif. Dari total realisasi KUR tersebut, sebanyak 35% diantaranya sudah tersalurkan ke sektor produktif. Sementara untuk ke sektor produksi seperti pertanian, BNI juga sudah menyusun program antara lain menggandeng kelompok tani. Dengan kinerja di kuartal I lalu, BNI optimistis mampu menyelesaikan tugas penyaluran KUR lebih cepat dan dapat mencapai porsi KUR ke sektor produktif sebesar 50% di akhir tahun. "Ini seiring dengan besarnya potensi yang mulai digarap di sektor perkebunan sawit dan komoditas pertanian padi, jagung serta pembiayaan ke industri kreatif khususnya kuliner," kata Bambang, Rabu (11/4).