JAKARTA. Dana kelolaan PT MNC Asset Management (MNC-AM) kembali naik menjadi Rp 3,3 triliun per 23 Juli kemarin. Ini merupakan lonjakan 120% dari posisi akhir semester satu lalu. Ketika itu, dana kelolaan MNC-AM anjlok sehingga tinggal Rp 1,5 triliun. Fund Manager MNC-AM Akbar Sarif menyebut bahwa dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) MNC-AM belakangan ini cenderung fluktuatif. Dia menerangkan, pada akhir tahun 2011 dana kelolaan masih di posisi Rp 1,1 triliun. Kemudian naik kembali di akhir kuartal pertama menjadi Rp 2,3 triliun. "Hanya sayangnya, posisi dana kelolaan tersebut tidak bertahan karena sampai akhir semester satu malah turun ke Rp 1,5 triliun," kata Akbar, Selasa (24/7). Akbar mengungkapkan, penurunan dana kelolaan lebih dominan terjadi pada reksadana pasar uang. "Maklumlah karena nasabah reksadana pasar uang kami kebanyakan dari institusi, maka menjelang tutup tengah tahun biasanya ada redemption untuk kewajiban perihal penyusunan laporan keuangan," jelasnya. Pada awal semester kedua ini, rupanya investor sudah mulai menyusun portfolionya kembali, sehingga masuk lagi. Akbar bilang, di awal semester kedua ini, nasabah paling banyak masuk ke reksadana pendapatan tetap. "Rupanya banyak yang menjaga posisi dengan mengurangi resiko dengan masuk ke instrumen investasi yang lebih konservatif," tuturnya.
Kurang dari sebulan, dana kelolaan MNC naik 120%
JAKARTA. Dana kelolaan PT MNC Asset Management (MNC-AM) kembali naik menjadi Rp 3,3 triliun per 23 Juli kemarin. Ini merupakan lonjakan 120% dari posisi akhir semester satu lalu. Ketika itu, dana kelolaan MNC-AM anjlok sehingga tinggal Rp 1,5 triliun. Fund Manager MNC-AM Akbar Sarif menyebut bahwa dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) MNC-AM belakangan ini cenderung fluktuatif. Dia menerangkan, pada akhir tahun 2011 dana kelolaan masih di posisi Rp 1,1 triliun. Kemudian naik kembali di akhir kuartal pertama menjadi Rp 2,3 triliun. "Hanya sayangnya, posisi dana kelolaan tersebut tidak bertahan karena sampai akhir semester satu malah turun ke Rp 1,5 triliun," kata Akbar, Selasa (24/7). Akbar mengungkapkan, penurunan dana kelolaan lebih dominan terjadi pada reksadana pasar uang. "Maklumlah karena nasabah reksadana pasar uang kami kebanyakan dari institusi, maka menjelang tutup tengah tahun biasanya ada redemption untuk kewajiban perihal penyusunan laporan keuangan," jelasnya. Pada awal semester kedua ini, rupanya investor sudah mulai menyusun portfolionya kembali, sehingga masuk lagi. Akbar bilang, di awal semester kedua ini, nasabah paling banyak masuk ke reksadana pendapatan tetap. "Rupanya banyak yang menjaga posisi dengan mengurangi resiko dengan masuk ke instrumen investasi yang lebih konservatif," tuturnya.