JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tidak dapat memproduksi bio premium (campuran bio ethanol dengan premium) dan bio pertamax (campuran bio ethanol dengan pertamax) pada tahun ini lantaran BUMN minyak dan gas tersebut tidak mendapatkan suplai Ethanol Unhydrous kepada Pertamina. Sementara untuk penyaluran biodiesel, Pada tahun ini Pertamina akan melaksanakan ketentuan pemerintah sebesar 5%."Untuk bio premium dan bio pertamax, pertamina melaksanakan presentase maksimum Ethanol sebesar 5% dan mencampur Fame dalam biosolar sebesar 10%. Pada dasarnya, Pertamina mampu mengolah asalkan ada bahan bakunya," ujar Vice President Pemasaran BBM Retail Pertamina, Deni Wisnuwardani, Rabu (23/6).Menurut Deni mengatakan komitmen Pertamina untuk menggunakan BBN cukup tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menjual biosolar cukup banyak. Saat ini, jumlah SPBU Pertamina mencapai 4.600 unit. Dari jumlah tersebut, sebesar 2.631 SPBU yang menyediakan bio solar dengan rata-rata volume penjualan sebesar 321.998 Kiloliter perbulan.Dari seluruh Indonesia, Pertamina menjual biodiesel di 5 wilayah di Indonesia yakni Jawa Barat, DKI Jakarta & Banten, Jawa Tengah & DIY, Jawa Timur, dan Bali. Bahkan dalam waktu dekat, kata Deni, Pertamina akan membuka biodiesel di Medan untuk mensuplai wilayah Sumatera Utara pada bulan Juli ini. Dari 5 wilayah tersebut, wilayah Jawa Barat yang volume penjualannya sebesar 111.198 KL perbulan. Sedangkan volume penjualan BBN yang paling kecil adalah Bali sebesar 13.498 KL.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kurang Pasokan, Pertamina Tak Jual Bio Premium dan Bio Pertamax
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tidak dapat memproduksi bio premium (campuran bio ethanol dengan premium) dan bio pertamax (campuran bio ethanol dengan pertamax) pada tahun ini lantaran BUMN minyak dan gas tersebut tidak mendapatkan suplai Ethanol Unhydrous kepada Pertamina. Sementara untuk penyaluran biodiesel, Pada tahun ini Pertamina akan melaksanakan ketentuan pemerintah sebesar 5%."Untuk bio premium dan bio pertamax, pertamina melaksanakan presentase maksimum Ethanol sebesar 5% dan mencampur Fame dalam biosolar sebesar 10%. Pada dasarnya, Pertamina mampu mengolah asalkan ada bahan bakunya," ujar Vice President Pemasaran BBM Retail Pertamina, Deni Wisnuwardani, Rabu (23/6).Menurut Deni mengatakan komitmen Pertamina untuk menggunakan BBN cukup tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menjual biosolar cukup banyak. Saat ini, jumlah SPBU Pertamina mencapai 4.600 unit. Dari jumlah tersebut, sebesar 2.631 SPBU yang menyediakan bio solar dengan rata-rata volume penjualan sebesar 321.998 Kiloliter perbulan.Dari seluruh Indonesia, Pertamina menjual biodiesel di 5 wilayah di Indonesia yakni Jawa Barat, DKI Jakarta & Banten, Jawa Tengah & DIY, Jawa Timur, dan Bali. Bahkan dalam waktu dekat, kata Deni, Pertamina akan membuka biodiesel di Medan untuk mensuplai wilayah Sumatera Utara pada bulan Juli ini. Dari 5 wilayah tersebut, wilayah Jawa Barat yang volume penjualannya sebesar 111.198 KL perbulan. Sedangkan volume penjualan BBN yang paling kecil adalah Bali sebesar 13.498 KL.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News