Kurang sentimen, rupiah berpotensi koreksi lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengaruh global menekan rupiah. Tren ini diperkirakan berlanjut sampai akhir pekan lantaran pasar menanti data tenaga kerja dari Amerika Serikat, sementara sentimen dari dalam negeri kering memacu pergerakan mata uang Garuda.

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot, Rabu (6/12) pukul 15:59 turun 0,20% ke level Rp 13.546 per dollar AS. Dalam sepekan, sudah melemah 0,20% dari level Rp 13.500. Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah koreksi 0,16% ke level Rp 13.524.

Ekonom Bank Mandiri Rully Arya Wisnubrata pesimis data internal Survei Konsumen November 2017 yang terbit besok bisa membantu rupiah lantaran tidak memiliki pengaruh besar dalam cakupan global.


"Data internal yang signifikan dapat membantu pergerakan rupiah adalah inflasi dan neraca belanja," jelas Rully pada Kontan.co.id, Rabu (6/12)

Sedangkan dari sisi asing, besok akan ada data klaim pengangguran AS yang diperkirakan pasar bakal naik ke 241.000. Namun Rully melihat efek rilis ini pada dollar hanya sementara lantaran data Jumat (8/12) berupa perubahan tenaga kerja non-farm AS bakal lebih berarti.

Lebih jauh ke belahan bumi seberang, gubernur ECB Mario Draghi akan berpidato di agenda bank for International Settlements, di Frankfurt, besok.

Rully melihat rupiah esok hingga sepekan akan bergerak melanjutkan koreksi.

"Tergantung dari sentimen global sampai akhir pekan ini, terutama antispiasi terhadap rilis tenaga kerja non-farm AS," jelasnya.

Dia memperkirakan rupiah esok akan ke rentang Rp 13.510 - Rp 13.560. Sedangkan dalam sepekan ke Rp 13.500 - Rp 13.570.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia