KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya memperkuat basis investor dalam negeri khususnya ritel dan mengurangi ketergantungan terhadap investor asing di pasar obligasi. Caranya dengan memperbanyak jumlah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) berbasis ritel. Walau tidak menyebut secara rinci, Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, Loto Srinaita Ginting mengatakan, frekuensi penerbitan SBN ritel kemungkinan akan lebih sering pada tahun depan. Hal ini dilakukan untuk memperbesar jumlah kepemilikan investor domestik khususnya ritel di pasar obligasi pemerintah Indonesia. Pasalnya, hingga 2 Oktober porsi kepemilikan investor individu di SBN yang tercatat di DJPPR hanya mencapai 2,79% atau Rp 64,38 triliun. Jumlah ini jauh tertinggal dari nilai kepemilikan asing di SBN yang mencapai Rp 856,30 triliun atau setara 37,12%.
Kurangi dominasi asing, pemerintah akan tingkatkan frekuensi penerbitan SBN ritel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya memperkuat basis investor dalam negeri khususnya ritel dan mengurangi ketergantungan terhadap investor asing di pasar obligasi. Caranya dengan memperbanyak jumlah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) berbasis ritel. Walau tidak menyebut secara rinci, Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, Loto Srinaita Ginting mengatakan, frekuensi penerbitan SBN ritel kemungkinan akan lebih sering pada tahun depan. Hal ini dilakukan untuk memperbesar jumlah kepemilikan investor domestik khususnya ritel di pasar obligasi pemerintah Indonesia. Pasalnya, hingga 2 Oktober porsi kepemilikan investor individu di SBN yang tercatat di DJPPR hanya mencapai 2,79% atau Rp 64,38 triliun. Jumlah ini jauh tertinggal dari nilai kepemilikan asing di SBN yang mencapai Rp 856,30 triliun atau setara 37,12%.