Kurangi ekspor, TINS berharap harga timah pulih



JAKARTA. PT Timah (Persero) Tbk (TINS) masih terus menahan penjualan ekspor sampai harga timah pulih. Sukrisno, Direktur Utama TINS mengatakan, pemerintah sudah memberi mandat untuk menahan ekspor timah demi mengurangi suplai ekspor dunia. Pasalnya, saat ini harga timah masih belum kompetitif atau berada di bawah harga US$ 20.000 per metrik ton.

Sukrisno bilang, mulai bulan April mendatang, TINS akan membatasi penjualan timah menjadi sebesar 2.500 ton per bulannya. Hal ini juga akan dilakukan oleh produsen timah lainnya yang berada di Indonesia. Dengan begitu, suplai dunia akan berkurang signifikan dan harga timah bisa kembali pulih. Selama ini, produksi timah di pasar memang lebih besar ketimbang permintaannya, sehingga harga timah terus fluktuatif.

"Kebijakan ini cukup bagus untuk memulihkan harga timah," ujarnya di Jakarta, Kamis (26/3). Bahkan, Sukrisno cukup percaya diri harga timah di Semester II tahun ini berpotensi kembali berada di atas level US$ 20.000 per ton. Bahkan, ia memperkirakan, harga jual rerata TINS bisa mencapai US$ 25.000 per ton pada tahun 2015.


Tahun lalu, laba bersih TINS masih naik 9,8% year-on-year (yoy) menjadi Rp 637,98 miliar. Laba bersih itu disokong dari pendapatan TINS yang sebesar Rp 7,37 triliun atau naik 25,95% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,85 triliun. Tahun ini, TINS hanya menargetkan produksi timah sebesar 25.000-30.000 metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto