Kurangi Jumlah Pekerja, Ricky Putra (RICY) Akui Industri Tekstil Masih Terguncang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bidang tekstil dan garmen, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) menyatakan masih akan mempertahankan bisnis dan melihat perkembangan pasar domestik. Sebagaimana diketahui, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri terpantau terpuruk dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan serta penutupan beberapa pabrik tekstil dan turunannya.  Dalam laporan Asosiasi Produsen Serat dan benang Filament Indonesia (Apsyfi) terdapat 60 perusahaan tekstil dalam negeri mengalami guncangan bisnis dalam 2 tahun terakhir. RICY sendiri tercatat mengurangi jumlah karyawannya.  

Baca Juga: Bisnis Tekstil Dalam Negeri Tak Bergairah, Ricky Putra (RICY) Upaya Ekspor ke Jepang Direktur Ricky Putra Globalindo Tirta Heru Citra membenarkan hal tersebut. Dia menyampaikan bahwa kondisi industri tekstil secara keseluruhan mengalami kemunduran kinerja.  "Untuk keseluruhan industri tekstil, memang benar begitu adanya. Kami sekarang bertahan saja dulu sambil melihat perkembangan pasar domestik dan konsentrasi di core business utama, yakni pakaian dalam GT Man," paparnya kepada Kontan, Selasa (7/1).  Asal tahu saja, pada kuartal III 2024, RICY mencatat kenaikan pendapatan sebesar 2,97% di angka Rp675,91 miliar dari perolehan Rp656,36 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

Namun demikian rugi bersih yang diatribusikan kepada entitas induk membengkak 98,12% menjadi Rp34,74 miliar dari Rp18,56 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada kuartal III 2023. 


 
RICY Chart by TradingView

Heru melanjutkan, pada tahun 2024 lalu Perusahaan menargetkan pertumbuhan kinerja sebesar 10%, namun kinerja hanya mampu memperoleh peningkatan sebesar sekitar 5%.  Tahun 2024 yang diisi oleh Pemilihan Umum serta Pemilihan Kepala Daerah membuat pasar berada dalam mode stagnasi di tengah kondisi perekonomian dalam negeri yang juga masih dalam momen wait and see.  Tahun 2025, Perseroan menyatakan lebih optimistis dapat mencapai kinerja lebih baik.  "Kami masih optimistis bisa mencapai pertumbuhan 10% apalagi jika Pemerintah mau memberikan kebijakan yang bisa membantu industri tekstil dan garmen," paparnya. 

Selanjutnya: Fidela Gracia, Alumnus President University Raih Gelar LL.M dari Universitas Leiden

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (9/1): Dari Berawan Hingga Hujan Petir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo