Kurangi ketergantungan dari China, Pentagon cari pasokan mineral langka dari Afrika



KONTAN.CO.ID -  CHICAGO/LONDON. Ancaman China untuk menghentikan ekspor mineral langka atau tanah jarang (rare earth miners) ke Amerika Serikat (AS) sebagai balasan perang dagang mendapat respons dari Departemen Pertahanan AS.  Pentagon telah melakukan pembicaraan dengan Mkango Resources Ltd dari Malawi, Afrika Selatan dan para penambang mineral langka lainnya di seluruh dunia mengenai pasokan mineral strategis tersebut.

Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS mengatakan, langkah yang diambil tersebut merupakan bagian dari rencana menemukan cadangan mineral langka di luar China.

Meskipun saat ini China hanya memiliki sepertiga cadangan mineral langka di dunia, tapi Negeri Tirai Bambu tersebut menyumbang 80% impor mineral langka tersebut ke AS. Menurut data Survei Geologi AS, China mengendalikan hampir semua fasilitas untuk memproses mineral langka.


“Kami mencari sumber pasokan di luar China. Kami menginginkan keberagaman. Kami tidak menginginkan produsen dari satu sumber," kata Jason Nie, seorang insinyur bahan Pentagon's Defense Logistics Agency (DLA), di sela-sela konferensi Argus A.S. Specialty Metals di Chicago seperti dilansir Reuters, Kamis (6/6).

Selama ini DLA membeli, menyimpan, dan mengirimkan banyak persediaan tanah jarang Pentagon. Tanah langka tersebut digunakan mulai untuk kebutuhan mineral bagian pesawat hingga resleting untuk seragam.

Pentagon juga sudah mengadakan pembicaraan dengan Rainbow Rare Earths Ltd dari Burundi tentang pasokan tanah jarang di masa depan. Sebagai imbalannya, AS juga menawarkan untuk memperkenalkan beberapa barang langka AS, proyek bumi dalam pengembangan dengan pemodal potensial.

Pada September 2016, DLA dilaporkan memiliki stok banyak mineral langka senilai US$ 1,15 miliar. Pada tahun fiskal 2019 ini, DLA akan membeli tanah jarang di pasar terbuka hingga maksimum 416 ton, prekursor baterai ion lithium 0,02 ton dan timah 40 ton.

Beberapa peralatan yang dibeli Pentagon, termasuk kacamata penglihatan malam dan pesawat terbang dibuat menggunakan mineral tanah jarang. Pentagon juga telah lama mendukung upaya mewajibkan kontraktor militer membeli mineral yang bersumber dari dalam negeri, meskipun saat ini tidak ada fasilitas pemrosesan tanah jarang di AS.

Saat ini China mendominasi kapasitas pemrosesan global tanah jarang bersama Lynas Corp Australia, yang merupakan satu-satunya perusahaan non China yang memiliki kapasitas signifikan dalam pemrosesan tanah jarang. Karena itu, pada hari Selasa kemarin, Departemen Perdagangan AS merekomendasikan langkah-langkah mendesak untuk meningkatkan produksi tanah jarang domestik.

Saat ini, Texas Mineral Resources Corp tengah mendorong pengembangan deposit tanah jarang Round Top di sudut terpencil tepi barat negara bagian. Tetapi proyek ini membutuhkan waktu beberapa tahun. Karena itu, kondisi ini mencerminkan untuk membangun pabrik pengolahan tanah jarang di AS masih baru tahap awal.

Editor: Noverius Laoli