Kurangi Ketergantungan Impor LPG, Danantara Bakal Danai Proyek DME

Kurangi Ketergantungan Impor LPG, Danantara Bakal Danai Proyek DME


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengungkapkan, Danantara bakal mendanai proyek gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor LPG.

Pasalnya, batubara memiliki potensi besar dalam mengonversi cadangan batubara yang melimpah menjadi DME

"Melalui Danantara, pemerintahan ini memiliki pemikiran untuk masuk kepada batu bara menjadi produk DME. Produk ini adalah substitusi dari LPG yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat kita. Saat ini, kita masih mengimpor LPG dalam jumlah besar setiap tahunnya," kata Todotua dalam Mining Forum, Selasa (18/3).


Lebih lanjut, Todotua menjelaskan pemanfaatan DME diharapkan dapat menekan angka impor LPG yang selama ini menjadi beban bagi neraca perdagangan energi Indonesia.

Dengan cadangan batu bara yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan DME sebagai alternatif energi domestik yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga: Bos LPS Pastikan Dana Nasabah Tak Terganggu karena Penggabungan BUMN ke Danantara

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), investasi untuk proyek DME ini diperkirakan mencapai US $11 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur pengolahan batu bara menjadi DME yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti LPG.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno merinci dari 21 proyek hilirisasi yang direncanakan, terdapat 4 proyek DME, 1 proyek hilirisasi besi, 1 proyek alumina, 1 proyek aluminium, 2 proyek tembaga, serta 2 proyek nikel.

“Paling gede DME, DME-nya 4. DME-nya 4 itu [nilai investasi] sekitar US$ 11 miliar," kata Tri di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (4/3).

Meski sudah diumumkan, Tri bilang skema pembiayaan proyek-proyek ini masih dalam tahap pembahasan. Lebih lanjut, tidak ada keterlibatan investor eksternal dan memastikan pendanaan berasal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

“Bukan [dari investor], kita gunakan duit kita sendiri,” jelasnya.

Lebih lanjut, Tri bilang beberapa badan usaha milik negara (BUMN) akan bertindak sebagai pelaksana proyek ini.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan pemerintah telah menyetujui 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan nilai investasi total US$40 miliar atau sekitar Rp 659,2 triliun, yang sepenuhnya akan dibiayai oleh BPI Danantara.

Bahlil menjelaskan proyek-proyek tersebut mencakup sektor strategis seperti migas, pertambangan, pertanian, hingga kelautan.

Baca Juga: Rosan Roeslani: BPI Danantara Terbuka untuk Pendanaan Proyek Hilirisasi

"Untuk 2025, tahap pertama ada sekitar 21 proyek dengan investasi sekitar US$40 miliar. Kami telah membahas detail proyek-proyek tersebut, termasuk daftar investasi yang akan dilakukan," ungkap Bahlil seusai rapat dengan Presiden Prabowo di Istana Negara, Senin (3/3).

Bahlil menekankan, proyek DME kali ini menggunakan pendekatan berbeda, dengan mengutamakan sumber daya domestik dan mengurangi ketergantungan pada modal asing.

"Kita tidak perlu investor dari luar negeri, semua dilakukan berdasarkan kebijakan Presiden dengan memanfaatkan sumber daya dalam negeri. Yang kita butuhkan dari mereka hanya teknologi, sementara pendanaan, bahan baku, dan offtaker berasal dari dalam negeri," jelasnya.

Bahlil menambahkan proyek DME ini akan dikembangkan di beberapa wilayah, termasuk Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

Meski demikian, proyek gasifikasi batu bara menjadi DME menuai kritik karena dinilai kurang ekonomis sebagai pengganti impor liquefied petroleum gas (LPG), yang nilainya mencapai sekitar Rp 7 triliun per tahun.

Selanjutnya: Danasyariah Gandeng VIDA Wujudkan Verifikasi Online Onboarding

Menarik Dibaca: Danasyariah Gandeng VIDA Wujudkan Verifikasi Online Onboarding

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari