Kurangi ketergantungan ke Jepang, Korsel tambah anggaran bantu perusahaan teknologi



KONTAN.CO.ID -  SEOUL. Perang dagang antara Jepang dan Korea Selatan masih berlanjut dipicu oleh sejarah masa lalu. Jepang terus membatasi ekspor bahan baku untuk perusahaan teknologi Korea Selatan. Merespons keputusan Jepang tersebut, pemerintah Korea Selatan turun tangan membantu perusahaan mereka agar dapat mengurangi ketergantungan pada pemasok dari Jepang.  

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjanji akan membantu para perusahaan teknologi itu untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok Jepang walaupun masih terus melakukan upaya diplomatik untuk mengakhiri ketegangan antara kedua negara.

Baca Juga: Makin panas, Jepang menolak permintaan Korea Selatan untuk mencabut pembatasan ekspor


Pemerintah Korea Selatan akan menambah anggaran belanja guna membantu perusahaan teknologi dalam negerinya bisa mendapatkan bahan dan peralatan untuk bisa terus melakukan produksi.

"Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa pembatasan pengiriman itu diperpanjang, terlepas dari upaya diplomatik yang kami lakukan untuk mengakhiri ketegangan. Ini sangat disesalkan, tetapi kami tidak punya pilihan selain mempersiapkan semua kemungkinan," kata Moon seperti dikutip Reuters, Rabu (10/7).

Baca Juga: Tak ingin perang dagang meletus, Korea Selatan minta Jepang cabut pembatasan ekspor

Ketegangan Jepang-Korea Selatan berawal dari keputusan pengadilan Korsel yang menghukum Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp Jepang (5401.T) harus memberikan kompensasi kepada empat warga Korea Selatan atas kerja paksa mereka selama Perang Dunia Kedua.

Keputusan ini direspons Jepang dengan mulai membatasi ekspor produk-produk berteknologi tinggi ke perusahaan Korsel yakni polimida berfluorinasi dan hidrogen fluorida kemurnian tinggi (HF).

Bahan-bahan ini digunakan dalam produksi tampilan ponsel pintar di negara tersebut oleh LG dan Samsung. Bahan yang sama juga untuk keperluan memproduksi chip memori oleh Samsung dan SK Hynix Inc. Jepang menyumbang 70%-90% dari pasokan bahan-bahan ini di dunia.

Baca Juga: Jepang-Korsel bersitegang dagang, BI: Indonesia harus antisipasi dini

Saat ini, eksportir Jepang harus mendapatkan izin dari pemerintah untuk mengirim bahan-bahan tersebut ke Korea Selatan. Prosesnya bisa memakan waktu hingga 90 hari untuk setiap permintaan.

Tentu regulasi itu bisa memperlambat produksi panel OLED yang diproduksi oleh LG dan Samsung untuk Apple iPhone dan pelanggan pabrikan smartphone lainnya. Lalu berdampak negatif terhadap produksi dan komponen LG dan Samsung untuk perangkat mereka sendiri.

Baca Juga: Tersengat perang dagang, laba Samsung Electronics diproyeksikan turun tajam

Jepang telah menolak panggilan Korea Selatan untuk membatalkan pembatasan dan membantah mereka melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia. Jepang mengatakan kepada WTO pada hari Selasa bahwa pihaknya telah melakukan tinjauan yang diperlukan untuk menerapkan kontrol ekspor berdasarkan masalah keamanan, dan telah beralih dari menerapkan prosedur "disederhanakan" menjadi "normal" untuk perdagangan Korea Selatan.

Korea Selatan mengangkat masalah ini pada pertemuan WTO di Genewa, dan berencana untuk mengatasinya dengan pejabat AS di Washington. "Kami akan mencari kerja sama internasional karena langkah-langkah itu secara alami akan berdampak buruk pada ekonomi global," kata Moon.

Editor: Noverius Laoli