KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Harita Nickel berencana membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap sebanyak 40 MWp (Megawatt Peak) untuk mengurangi konsumsi batu bara di fasilitas operasional.
Direktur HSE Harita Nickel, Tony H Gultom menyatakan, 40 MWp PLTS yang akan dibangun tahun ini merupakan bagian dari proyek 300 MWp pembangkit surya yang akan dikejar dalam dua tahun ke depan.
“Untuk penempatannya kami rencanakan 40 MW di atap pabrik,” ujarnya dalam acara Mining for Journalist 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024).
Baca Juga: NCKL Bidik Produksi 120.000 Ton Nikel Ke depannya Harita juga akan memanfaatkan lahan bekas tambang untuk membangun PLTS ground-mounted. Untuk membangun pembangkit surya model ini, memang butuh lahan yang luas, kira-kira 1 MW PLTS diperlukan satu hektar tanah.
Tony belum bisa memerinci berapa persisnya investasi yang akan digelontorkan Harita untuk membangun proyek 300 MW PLTS ini. Hanya secara asumsi, saat ini investasi untuk membangun 1 MW PLTS on grid membutuhkan dana sekitar US$ 1,2 juta.
“Saat ini kami sedang melakukan lelang untuk proyek 40 MW PLTS Atap,” ungkapnya.
Selain PLTS, Harita juga berupaya mencari potensi EBT lain untuk dikembangkan demi mendukung transisi energi jangka panjang.
Asal tahu saja, saat ini Harita Nickel masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara sebagai energi untuk mendukung operasional bisnis, baik dalam sektor pertambangan maupun hilirisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .