JAKARTA. Sama seperti perajin tempe lainnya, sentra produksi tempe di Kampung Irian, Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat juga menggunakan bahan baku kedelai impor.Lantaran impor, harga kedelai sangat fluktuatif di pasaran. Kondisi ini kerap mengganggu produktivitas para perajin tempe. Ada banyak cara yang mereka lakukan guna menyiasati tingginya harga kedelai. Antara lain dengan mengurangi jumlah produksi. Kusnoto, salah seorang perajin tempe mengaku, menyiasati tingginya harga kedelai dengan mengurangi jumlah produksi tempe. Menekuni usaha pembuatan tempe selama 19 tahun, Kusnoto mengaku sudah biasa menghadapi lonjakan harga kedelai impor asal Amerika. Kendati harga kedelai tinggi, ia tidak pernah berhenti memproduksi dan menjajakan tempe ke Pasar Serdang. “Saat melemahnya nilai tukar rupiah pasti daya beli turun,” kata Kusnoto.
Kurangi produksi saat harga kedelai tinggi (2)
JAKARTA. Sama seperti perajin tempe lainnya, sentra produksi tempe di Kampung Irian, Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat juga menggunakan bahan baku kedelai impor.Lantaran impor, harga kedelai sangat fluktuatif di pasaran. Kondisi ini kerap mengganggu produktivitas para perajin tempe. Ada banyak cara yang mereka lakukan guna menyiasati tingginya harga kedelai. Antara lain dengan mengurangi jumlah produksi. Kusnoto, salah seorang perajin tempe mengaku, menyiasati tingginya harga kedelai dengan mengurangi jumlah produksi tempe. Menekuni usaha pembuatan tempe selama 19 tahun, Kusnoto mengaku sudah biasa menghadapi lonjakan harga kedelai impor asal Amerika. Kendati harga kedelai tinggi, ia tidak pernah berhenti memproduksi dan menjajakan tempe ke Pasar Serdang. “Saat melemahnya nilai tukar rupiah pasti daya beli turun,” kata Kusnoto.