KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurator kepailitan PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK) Rio Simanjuntak tak yakin lelang aset pailit bisa langsung menemukan pembeli.

Hal tersebut lantaran dari hasil appraisal aset-aset Dwi Aneka berupa dua pabrik di Tangerang dilakukan dengan berpatokan dari harga pasaran, bukan harga likuidasi.

"Harganya masih mengacu ke pasar, makanya saya juga tak yakin akan bisa langsung laku di lelang pertama, mungkin baru di lelang ketiga akan terjual," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (25/6).

11.11, Kontan Digital Diskon 60% Pakai Subscribe with Google

Meski demikian, Rio mengaku bahwa telah ada beberapa pihak yang meminati aset-aset Dwi Aneka tersebut.

"Memang sudah ada beberapa pihak yang menghubungi kurator, tapi mungkin mereka akan minta potongan harga, karena nilainya masih cukup tinggi," jelasnya.

Dari proses appraisal, dua pabrik Dwi Aneka beserta seluruh mesin-mesin produksinya dihargai senilai Rp 390 miliar. Sementara jadwal lelang akan dilakukan oleh kurator pada 1 Agustus 2018 mendatang.

Mengingatkan, Dwi Aneka telah diputuskan pailit sejak 22 November 2027, dan dinyatakan insolvensi sejak 3 Januari lalu.

Sementara dalam kepailitan ini total tagihan Dwi Aneka senilai Rp 1,15 triliun. Rinciannya, tagihan di Bank Mandiri senilai Rp 490,19 miliar, Standard Chatered Bank (SCB) Singapura senilai Rp 261,48 miliar, SCB Jakarta senilai Rp 100,67 miliar, Bank Danamon senilai Rp 12,05 miliar, Citibank senilai Rp 32,23 miliar, Commonwealth Bank senilai Rp 53,31 miliar, dan BRI Syariah senilai Rp 185,16 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News