Kurs euro bangkit tipis



JAKARTA. Euro masih berhasil menguat di tengah sentimen negatif. Sentimen negatif berasal dari data ekonomi produksi industri di kawasan Eropa buruk dan meleset dari perkiraan sebelumnya.

Pasangan EUR/GBP, Jumat (12/7), ditutup menguat 0,28% menjadi 0,8649 dibanding sehari sebelumnya. Pasangan EUR/JPY naik tipis 0,04% menjadi 129,66. Tapi, berhadapan dengan dollar AS, euro tunduk. EUR/USD melemah 0,23% menjadi 1,3067.

Produksi industri di kawasan Eropa jatuh 0,3% pada Mei, lebih dalam ketimbang prediksi awal turun 0,2%. Tekanan terhadap euro semakin besar setelah lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan peringkat Prancis dan Portugal.


Jeleknya kondisi di Zona Eropa akan semakin mempertegas langkah bank sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga rendah 0,5% untuk periode yang cukup panjang. Kebijakan mempertahankan suku bunga yang rendah akan membuat mata uang euro melemah.

Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy mengatakan, pergerakan pasangan EUR/USD melemah meski survei University of Michigan mengindikasikan kepercayaan konsumen di Amerika Serikat (AS) turun dari 84,1 pada Juni menjadi 83,9 pada Juli lalu. Menurut Nizar, data ini tidak cukup kuat untuk melemahkan posisi euro terhadap dollar AS karena baru data awal. Apalagi, penurunannya tidak signifikan. Sebaliknya, tekanan lebih besar menghadang euro karena hasil produksi industri di Eropa dinilai negatif.

Penguatan euro masih tampak pada pasangan EUR/GBP karena tidak banyak sentimen ekonomi pada pekan ini. "Investor lebih cenderung beralih ke mata uang yang lebih fundamental, seperti memilih euro ketimbang poundsterling," ucap Tonny Mariano, analis SoeGee Futures.

Tonny menambahkan, kedua mata uang ini sebenarnya sama-sama punya kecenderungan melemah. Apalagi, bank sentral Inggris akan tetap mempertahankan program pembelian obligasi sebagai stimulus moneter.

Analis Monex Investindo Futures Ariana Nur Akbar mengatakan, pasangan EUR/JPY menguat karena pelemahan yen lebih signifikan akibat penguatan dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati