Kurs Euro di Posisi Paling Lemah Dalam 20 Tahun Terhadap Dolar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan mata uang EUR/USD melemah dalam tahun ini. Penghentian pasokan gas Rusia ke Eropa dan peningkatan krisis energi Benua Biru dikhawatirkan memicu resesi.

Rabu (13/7) pukul 16.50 WIB, pairing EUR/USD berada di 1,0033 yang merupakan level terendah sejak Desember 2002 atau hampir 20 tahun. Pairing EUR/USD menunjukkan nilai dolar AS per euro. Semakin tinggi pairing, maka makin kuat nilai tukar euro terhadap dolar AS.

Nilai tukar euro melemah 11,76% sejak awal tahun. Pairing EUR/USD masih berada di 1,1370 pada akhir tahun 2021.  


Baca Juga: Jelang Rilis Data AS, Harga Aset Kripto Kembali Berguguran

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan euro terbebani oleh berita tentang kemerosotan yang cukup besar dalam prospek ekonomi Jerman. Selain itu, kekhawatiran penghentian gas Rusia, meningkatnya taruhan hawkish pada Federal Reserve dan sentimen risiko yang suram menjadi pemberat nilai tukar euro. 

"Kedua informasi ini membawa EUR/USD ke level US$ 1,0000," Kata Sutupo kepada Kontan.co.id, Rabu (13/7). 

Menurut Sutopo fakta bahwa pairing EUR/USD baru saja menembus paritas atau keseimbangan terhadap dolar AS setelah bergerak lambat dan lebih rendah menunjukkan berarti ada penjualan euro dan pembelian dolar yang konsisten dan berkelanjutan. 

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,05% ke Rp 14.985 Per Dolar AS Pada Perdagangan Rabu (13/7)

Menurut Sutopo penembusan paritas dapat memicu strategi opsi yang membutuhkan penjualan EUR/USD dalam jumlah besar. Sementara di luar pergerakan jangka pendek, arah EUR/USD akan cukup banyak didorong oleh berita fundamental. 

Sutopo menyarankan untuk investor bisa melakukan pembelian untuk pasangan EUR/USD. Tapi perubahan tren besar dari bearish saat ini belum akan terjadi dalam waktu dekat.

"Saat ini pairing EUR/USD bulan ini akan bermain di level 0,9500-1,0000 dan akhir tahun akan bermain di area US$ 1,0160," kata Sutopo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati