Kurs rupiah belum lepas dari tekanan, ini rentang perdagangan untuk Rabu (23/9)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Tekanan pada nilai tukar rupiah akan berlanjut pada hari ini, Rabu (23/9). Pelemahan kurs rupiah terjadi karena katalis negatif dari dalam dan luar negeri.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi memperkirakan, rupiah masih akan cenderung bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Dia memperkirakan kurs rupiah akan bergerak dengan support Rp 14.770 per dolar AS dan resistance Rp 14.850 per dolar AS. "Sentimen utamanya karena eksternal, khususnya terkait skandal pasar keuangan global dan pertemuan Federal Reserve," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (22/9).

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara pun memperkirakan tekanan pada rupiah akan berlanjut pada hari ini. "Pelemahan rupiah karena respons pasar atas proyeksi Menkeu, bahwa ekonomi Tanah Air dipastikan resesi tahun ini," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (22/9).


Bhima memperkirakan kurs rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.780 per dolar AS hingga Rp 14.850 per dolar AS. Dia mengatakan keputusan Presiden untuk tidak menunda pemilihan kepala daerah (pilkada) dinilai menjadi sentimen negatif terhadap upaya pemulihan ekonomi dan kesehatan. Itu karena dikhawatirkan akan ada kluster baru pilkada saat penambahan kasus harian masih di atas 4.000 orang.

Baca Juga: Wall Street bervariasi, pasar saham masuk periode volatilitas tinggi

Bhima mengungkapkan, pasar tengah berharap pada uji klinis vaksin Astra Zeneca dan Oxford agar bisa segera terealisasi. Selain itu, perhatian pelaku pasar ikut terbagi dalam menanggapi laporan Fincen yang menunjukkan adanya puluhan bank yang ada di Indonesia dinilai abai terhadap praktik pencucian uang global. 

Pada perdagangan Selasa (22/9) pasar keuangan dikejutkan dengan munculnya skandal perbankan global setelah FinCEN Files yang berisi sekumpulan dokumen penting dan rahasia terkait perbankan dan keuangan bocor ke publik. File berisikan 2.500 dokumen tersebut sebagian besar adalah berkas yang dikirim bank-bank ke otoritas AS antara 1995 hingga 2017. Adapun isi dari berbagai file tersebut meliputi skandal penggelapan dana hingga pengemplangan pajak dari lembaga keuangan besar dunia.

Pada perdagangan Selasa (22/9) kurs rupiah tercatat melemah sebanyak 0,58% ke Rp 14.785 per dolar AS. Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, rupiah melemah 0,4% ke level Rp 14.782 per dolar AS.

Baca Juga: Pelemahan rupiah akan berlanjut setelah adanya sinyal resesi dari Menkeu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati