KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi lanjut melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (15/3). Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,06% ke Rp 15.385 pada Selasa (14/3). Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, nilai tukar rupiah berada di angka Rp 15.380, melemah dari Rp 15.374 pada hari sebelumnya. Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, sentimen di pasar cenderung mixed. Pasar mata uang mengantisipasi bank sentral AS Federal Reserve untuk lebih dovish dan memperlambat kenaikan suku bunga acuannya. Sementara itu, sentimen risk-off terjadi di pasar modal akibat kejatuhan bank AS, yakni Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank yang masih mendominasi. Untuk itu, Lukman melihat, investor akan terlebih dahulu mencermati data inflasi AS yang dirilis Selasa (14/3) malam waktu setempat. "Apabila data inflasi lebih dari perkiraan, maka indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi AS akan melanjutkan rebound. Begitu pun sebaliknya," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (15/3).
Kurs Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah Rabu (15/3), Investor Cermati Data Inflasi AS
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi lanjut melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (15/3). Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,06% ke Rp 15.385 pada Selasa (14/3). Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, nilai tukar rupiah berada di angka Rp 15.380, melemah dari Rp 15.374 pada hari sebelumnya. Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, sentimen di pasar cenderung mixed. Pasar mata uang mengantisipasi bank sentral AS Federal Reserve untuk lebih dovish dan memperlambat kenaikan suku bunga acuannya. Sementara itu, sentimen risk-off terjadi di pasar modal akibat kejatuhan bank AS, yakni Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank yang masih mendominasi. Untuk itu, Lukman melihat, investor akan terlebih dahulu mencermati data inflasi AS yang dirilis Selasa (14/3) malam waktu setempat. "Apabila data inflasi lebih dari perkiraan, maka indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi AS akan melanjutkan rebound. Begitu pun sebaliknya," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (15/3).