KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat pada hari ini, melanjutkan kenaikan yang terjadi akhir pekan lalu. Jumat (6/12), kurs spot rupiah menguat 0,25% ke Rp 14.105 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan pelemahan tipis rupiah 0,03% ke Rp 14.182 per dolar AS. Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah berpeluang menguat ke arah Rp 14.000 per dolar AS dengan potensi resistance di Rp 14.180 per dolar AS pada Senin (7/12). Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan penguatan rupiah di rentang Rp 14.040 per dolar AS-Rp 14.150 per dolar AS. Josua mengatakan, pemulihan ekonomi yang ditunjukkan dari ekonomi AS menjadi penyokong kurs rupiah hari ini. Selain itu, sentimen positif juga datang dari perkembangan stimulus fiskal AS dan persetujuan penggunaan vaksin di Inggris. Josua mengatakan, kabar positif dari stimulus fiskal AS juga turut mendorong pelaku pasar masuk ke pasar obligasi dan menyokong rupiah.
Kurs rupiah berpotensi menguat lagi pada Senin (7/12)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat pada hari ini, melanjutkan kenaikan yang terjadi akhir pekan lalu. Jumat (6/12), kurs spot rupiah menguat 0,25% ke Rp 14.105 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan pelemahan tipis rupiah 0,03% ke Rp 14.182 per dolar AS. Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah berpeluang menguat ke arah Rp 14.000 per dolar AS dengan potensi resistance di Rp 14.180 per dolar AS pada Senin (7/12). Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan penguatan rupiah di rentang Rp 14.040 per dolar AS-Rp 14.150 per dolar AS. Josua mengatakan, pemulihan ekonomi yang ditunjukkan dari ekonomi AS menjadi penyokong kurs rupiah hari ini. Selain itu, sentimen positif juga datang dari perkembangan stimulus fiskal AS dan persetujuan penggunaan vaksin di Inggris. Josua mengatakan, kabar positif dari stimulus fiskal AS juga turut mendorong pelaku pasar masuk ke pasar obligasi dan menyokong rupiah.