KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah akibat pelaku pasar kembali ragu stimulus Amerika Serikat (AS) cair sebelum pemilu. Mengutip Bloomberg, Kamis (22/10), rupiah melemah 0,19% ke Rp 14.660 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah melemah 0,27% ke Rp 14.697 per dolar AS. Pada perdagangan hari ini, Jumat (23/10), rupiah diprediksi kembali tertekan. Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan pelemahan rupiah mayoritas disebabkan oleh sentimen eksternal. Pertama, kondisi politik AS jelang pemilu dan campur tangan Iran dan Rusia menambah ketidakpastian pada pasar. Kedua, rupiah melemah karena dihadapkan pada risiko stimulus AS yang akan lebih lambat tercapai. Nancy Pelosi, Ketua DPR AS dari Partai Demokrat meminta ada pertemuan baru terkait pembahasan stimulus yang masih mendapat pertentangan dari Senat Republik. "Stimulus AS yang masih banyak dipertimbangkan membuat ekspektasi indeks dolar AS untuk menurun jadi ikut tertunda," kata Fikri, Kamis (22/10).
Kurs rupiah diprediksi kembali tertekan pada Jumat (23/10), simak sentimen pemicunya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah akibat pelaku pasar kembali ragu stimulus Amerika Serikat (AS) cair sebelum pemilu. Mengutip Bloomberg, Kamis (22/10), rupiah melemah 0,19% ke Rp 14.660 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah melemah 0,27% ke Rp 14.697 per dolar AS. Pada perdagangan hari ini, Jumat (23/10), rupiah diprediksi kembali tertekan. Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan pelemahan rupiah mayoritas disebabkan oleh sentimen eksternal. Pertama, kondisi politik AS jelang pemilu dan campur tangan Iran dan Rusia menambah ketidakpastian pada pasar. Kedua, rupiah melemah karena dihadapkan pada risiko stimulus AS yang akan lebih lambat tercapai. Nancy Pelosi, Ketua DPR AS dari Partai Demokrat meminta ada pertemuan baru terkait pembahasan stimulus yang masih mendapat pertentangan dari Senat Republik. "Stimulus AS yang masih banyak dipertimbangkan membuat ekspektasi indeks dolar AS untuk menurun jadi ikut tertunda," kata Fikri, Kamis (22/10).