KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (15/5). Mengutip
Bloomberg, Kamis (15/5) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,45% atau Rp 72 ke posisi Rp 16.027 per dolar AS. Sementara di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) melemah 0,37% ke Rp 16.070 per dolar AS. Adapun indeks dolar terpantau turun 0,14% ke level 104,74. Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, saat ini pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada tahun 2024, menyusul komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Selasa.
“Gagasan ini memicu pelemahan dolar, bahkan ketika data inflasi pabrik untuk bulan April mengejutkan secara positif,” ujar Ibrahim dalam riset hariannya, Rabu (15/5).
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,38% ke Rp 16.070 Per Dolar AS Pada Rabu (15/5) Ibrahim bilang, komentar Powell dari The Fed, menyatakan bahwa kebijakan moneter saat ini cukup ketat untuk menurunkan inflasi. Sehingga menjadi pendorong utama penurunan dolar. Namun Powell juga memperingatkan, bank sentral kehilangan kepercayaan bahwa inflasi akan mereda dengan cepat, dan tekanan harga bisa memakan waktu lebih lama untuk mencapai target tahunan bank sebesar 2%. “Komentarnya, ditambah pembacaan PPI yang kuat, membuat pasar waspada terhadap kemungkinan pembacaan indeks harga konsumen bulan April yang berpotensi lebih tinggi dari perkiraan, yang akan dirilis hari ini,” kata Ibrahim. Sementara itu, sentimen dari dalam negeri datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyampaikan bahwa neraca perdagangan barang Indonesia kembali mencatat surplus sebesar US$ 3,56 miliar pada April 2024 ini. Surplus ini lebih rendah dibandingkan Maret 2024 yang sebesar US$ 4,58 miliar, sesuai ekspektasi para analis.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,45% ke Rp 16.028 Per Dolar AS Pada Rabu (15/5) Meski neraca dagang April ini surplus, namun turun baik secara bulanan maupun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Surplus neraca dagang lebih ditopang oleh nonmigas sebesar US$ 5,17 miliar dengan komoditas yang menyumbang utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja. Sejalan dengan hal tersebut, Ibrahim memproyeksikan perdagangan besok, Kamis (16/5) mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.970 - Rp 16.070 per dolar AS.
Sementara itu, Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong memprediksi, pergerakan rupiah pada Kamis (16/5) akan tergantung pada hasil dari data inflasi AS malam ini. “Namun rupiah diperkirakan akan bisa kembali menguat apabila data tersebut tidak lebih kuat dari perkiraan, menyusul sikap
dovish dari kepala the Fed semalam,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (15/5). Menurut Lukman, jika data tersebut lebih kuat, maka akan menekan rupiah. Dan pada perdagangan Kamis (16/5) rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp 16.000 - Rp 16.150 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati