KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengakhiri perdagangan pekan ini dengan pelemahan. Pada Jumat (7/7), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,27% ke level Rp 14.625 per dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan, kurs rupiah melemah 0,17%. Di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga mengakhiri perdagangan di pekan ini dengan pelemahan 0,41% ke Rp 14.647 per dolar AS. Namun, dalam seminggu ini, rupiah di kurs tengah menguat tipis 0,04%. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah sempat menguat di awal pekan seiring dengan adanya rencana gelontoran stimulus oleh AS. “Bahkan di saat PDB Indonesia diumumkan dan mengalami kontraksi, rupiah masih justru tidak melemah karena pasar sudah mengekspektasikan hal tersebut sehingga tidak memberi efek kejut. Walau pada Kamis dan Jumat rupiah akhirnya kembali mengalami pelemahan,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (7/8).
Baca Juga: Rupiah berpeluang menguat pada perdagangan pekan depan Ibrahim menyebut, pelemahan rupiah dalam dua hari terakhir tidak terlepas dari mulai mandeknya pembahasan terkait gelontoran stimulus AS. Dengan ancaman resesi di AS, dan ketidakpastian terkait stimulus kepada masyarakat AS yang menganggur, aset berisiko pun dijauhi dalam dua hari terakhir. Bahkan, cadangan devisa Indonesia pada Juli yang membaik pun tidak serta mengangkat kinerja rupiah. Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan dalam seminggu ini sentimen yang paling berpengaruh adalah kekhawatiran akan resesi ekonomi global serta pandemi virus corona. Pada awal pekan, Jerman dan AS mengumumkan bahwa ekonomi mengalami kontraksi masing-masing sebesar 10% dan 32,9% pada kuartal II-2020. “Sementara dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi kita juga mengalami kontraksi hingga lebih dari 5%. Hal ini yang kemudian membuat aset berisiko seperti rupiah cenderung tertekan dalam sepekan terakhir,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (7/7). Baca Juga: Kekhawatiran resesi bikin rupiah melemah 0,17% dalam sepekan terakhir