Kurs rupiah ikut tertekan defisit neraca perdagangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Neraca perdagangan yang masih defisit US$ 1,52 miliar per Mei 2018 memberatkan laju rupiah untuk menguat.

Mengutip Bloomberg di pasar spot rupiah tercatat melemah 0,14% menjadi Rp 14.179 per dollar AS. Sementara, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada website Bank Indonesia mencatat rupiah melemah 0,41% menjadi Rp 14.163 per dollar AS.

"Fundamental rupiah memang masih lemah karena neraca perdagangan defisit cuku tinggi," kata Ahmad Mikail Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Selasa (26/6).


Faktor lain yang membuat rupiah hari melemah adalah perang dagang AS dan China yang belum tuntas. Hal ini membuat investor asing keluar dari emerging market termasuk Indonesia dan memutuskan untuk memanfaatkan momentum ini untuk membeli US Treasury dan dollar AS sebagai aset save haven. Tak heran bila yield US Treasury tidak lagi menyentuh level 3% melainkan stabil di level 2,88% pada perdagangan Senin (25/6).

Ahmad memproyeksikan rupiah pada perdagangan Rabu (27/6) bergerak dikisaran Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS.

Mendekati rapat dewan gubernur BI pada 28-29 Juni 2018, Ahmad memproyeksikan BI akan kembali menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin menjadi 5%. Hal ini berdampak pada bisa menguatnya rupiah. Namun, Ahmad mengatakan dengan data neraca perdagangan yang masih defisit, itu berarti fundamental rupiah masih melemah, sehingga penguatan rupiah karena kenaikan suku bunga akan terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia