Kurs rupiah jatuh ke level terburuk sejak 2008



JAKARTA. Kurs rupiah semakin babak belur. Di pasar spot, spot, Jumat (20/12), rupiah melemah 0,04% ke Rp 12.214  per dollar AS. Di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah terjengkang 0,44% ke Rp 12.245 per dollar AS.

Ini performa terburuk rupiah sejak 24 November 2008. Kala itu kurs rupiah berada di posisi Rp 12.650 per dollar AS.  Posisi rupiah paling buruk terjadi pada 17 Juni 1998 yakni di Rp 16.650 per dollar AS.

Bisa jadi, rupiah akan semakin melorot hingga tahun depan. Ada beberapa sebab. Pertama, keputusan The Federal Reserve yang mengurangi gelontoran stimulus moneter Amerika Serikat, mulai Januari  tahun depan, akan kian menekan rupiah.


Bahkan, bila ekonomi AS makin siuman, kemungkinan besar akan mendorong The Fed menggunting lagi stimulus. Ini membuat suplai dollar AS yang beredar akan mengering.  Ujungnya, kurs dollar AS pun akan kian menguat atas rupiah.

Kedua, tahun depan masuk tahun pemilu sehingga membuat investor asing wait and see untuk berinvestasi di Indonesia karena risiko naik. Dus, Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures pun memperkirakan, hingga akhir tahun ini rupiah kemungkinan berada di kisaran 12.500 per dollar AS, dan akan terus tertekan hingga tahun depan.  "Rupiah bisa melemah hingga ke Rp 13.000 - Rp 13.500 per dollar AS di 2014," ujar Nizar.

Tapi, Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures yakin, tekanan atas rupiah akan berkurang. "Masih ada peluang rupiah kembali ke Rp 11.000-an," kata dia.

Pun ekonom Samuel Asset Manajemen, Lana Setianingsih melihat, ada potensi penguatan rupiah di kuartal-I 2014 ke level 11.500. Ia bilang, tekanan dahsyat pada rupiah akan memberatkan ekonomi Indonesia. Ini mengingat mayoritas bahan baku produksi di dalam negeri adalah impor, sehingga harga jual ikut terkerek. Dampak lanjutannya adalah pelambatan laju ekonomi Indonesia karena daya beli di masyarakat berkurang.

Maka itu, "BI dan pemerintah harus segera memperbaiki fundamental ekonomi dan meningkatkan ekspor untuk mencegah potensi pelemahan rupiah ini," kata Nizar. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini