KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah mendekati level Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) lagi. Kamis (21/11), kurs rupiah Jisdor ditutup pada Rp 15.942 per dolar AS. Nilai tukar rupiah Jisdor melemah 0,53% dari posisi kemarin yang masih ada di Rp 15.858 per dolar AS. Sejalan, kurs rupiah spot ditutup pada Rp 15.931 per dolar AS pada hari ini. Nilai tukar rupiah di pasar spot hari ini melemah 0,38% dari penutupan perdagangan kemarin yang masih ada di Rp 15.871 per dolar AS.
Kemarin, Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI Rate di level 6%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa ruang untuk pemangkasan telah menyempit. Perry menyebut bahwa perkembangan eksternal berubah dengan cepat sehingga menjadi tantangan BI untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Dia pun menegaskan bahwa kebijakan moneter akan menekankan pada stabilitas mata uang.
Baca Juga: Rupiah Makin Melemah ke Rp 15.942 Per Dolar AS di Siang Ini, Terlemah di Kawasan Asia Kondisi eksternal yang menjadi hambatan penurunan suku bunga antara lain pelemahan rupiah, ketegangan geopolitik global, serta ketidakpastian seputar kebijakan presiden terpilih AS Donald Trump. Myrdal Gunarto, analis Maybank Indonesia di Jakarta mengatakan kepada
Bloomberg bahwa
hot money masih meninggalkan pasar domestik sehingga menekan nilai tukar rupiah. Sementara tidak ada katalis positif dari dalam negeri. Rupiah hari ini menjadi mata uang berkinerja terburuk di Asia. Pelemahan rupiah diikuti oleh dolar Taiwan, rupee India, peso Filipina, won Korea, dan dolar Singapura.
Baca Juga: Indef Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2025 Stagnan di Level 5% Sementara penguatan terjadi pada yen Jepang, baht Thailand, ringgit Malaysia, yuan China, dan dolar Hong Kong. Di sisi sebaliknya, dolar AS terus menguat karena status safe haven di tengah kenaikan tensi geopolitik global dan aksi tunggu pasar global atas kebijakan proteksionis Trumop. Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia berada di 106,71. Indeks dolar berada di level tertinggi dalam setahun terakhir. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati