Kurs Rupiah Loyo, Begini Dampaknya ke Industri Pendingin Refrigerasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkumpulan Perusahaan Pendingin Refrigerasi Indonesia (Perprindo) turut menyoroti tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Sekretaris Jenderal Perprindo Andy Arif Widjaja mengatakan bahwa tren pelemahan rupiah ini salah satunya berdampak pada kenaikan harga bahan baku produksi.

Maklumlah, beberapa dari bahan baku industri pendingin refrigasi masih harus dipenuhi secara impor, sehingga pelemahan rupiah ini berpengaruh terhadap kenaikan biaya produksi.


Baca Juga: Tipis, Rupiah Spot Dibuka Menguat ke Rp 15.916 Per Dolar AS Pada Hari Ini (27/10)

Selain itu, melemahnya rupiah juga berdampak terhadap biaya importasi dan harga pokok penjualan produk.

“Dampaknya adalah makin beratnya pelaku usaha untuk mempertahankan profitabilitas di masa sulit, di mana daya beli masyarakat melemah karena masih banyaknya bahan baku industri pendingin refrigerasi yang masih harus diimpor,” ungkap Andy, kepada Kontan.co.id, Kamis (26/10).

Dengan adanya kondisi ini, lanjut Andy, para pelaku usaha di bidang pendingin refrigerasi mesti menghadapi dilema antara menaikkan harga jual atau mempertahankan harga jual dengan risiko rugi kurs.

Atas dasar kondisi tersebut, semua anggota Perprindo akan mencoba melakukan efisiensi untuk menekan beban operasional akibat melemahnya rupiah.

“Dengan kondisi ekonomi dunia di dalam situasi yang sangat sulit, Indonesia juga tidak imun, terkena juga dampaknya dan daya beli masyarakat masih sangat lemah sehingga semakin menekan para pelaku usaha,” tandasnya.

Baca Juga: Rupiah Hari Ini Akan Disetir Sentimen Eksternal, Simak Proyeksi Pergerakannya

Asal tahu, kurs rupiah di pasar spot bergerak tipis di awal perdagangan hari ini. Jumat (27/10), rupiah spot dibuka di level Rp 15.916 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ini membuat rupiah spot menguat tipis 0,02% dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 15.920 per dolar AS. Pergerakan rupiah ini sejalan dengan mayoritas mata uang di kawasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto